jpnn.com, JAKARTA - Jabatan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI akan berakhir pada Desember 2022 mendatang. Saat ini belum diketahui pengganti Jenderal Andika.
Menurut pengamat militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, sosok Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono adalah tokoh yang paling tepat menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
BACA JUGA: Momen Kekompakan Andika Perkasa dan KSAL Saat Latihan Tempur
Connie menyebut untuk membangun kekuatan maritim yang mumpuni dengan visi kekuatan Tri Matra Terpadu, maka jabatan Panglima TNI harus berasal dari angkatan laut (AL).
"Jadi menurut saya harus Pak Yudo Margono karena bagaimanapun untuk bisa membangun kekuatan maritim yang mumpuni, dengan membangun kesatuan kekuatan Tri Matra Terpadu itu basic-nya harus dari angkatan laut," kata Connie di Jakarta.
BACA JUGA: Jenderal Andika di Penghujung Masa Jabatan, Golkar Serukan Perpanjangan
Menurutnya, dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi tak pernah mengangkat Panglima TNI dari satuan angkatan laut.
"Menurut saya seharusnya Presiden Jokowi tetap memegang komitmen yang dijanjikan terkait Nawa Cita itu. Jadi seharusnya Pak Yudo Margono," sambung Connie.
BACA JUGA: Soal Suksesor Panglima TNI Jenderal Andika, DPR Belum Terima Surpres dari Istana
Menurut Connie, Presiden Jokowi telah berjanji akan membangun kembali kedaulatan, kedigdayaan, dan kejayaan maritim Indonesia.
Connie menilai sosok Yudo sangat tepat menjadi Panglima TNI karena telah menduduki beberapa posisi-posisi penting termasuk Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (PangKogabwilhan).
Dia menjelaskan saat ini isu regional sudah mulai mengemuka. Oleh karena itu diperlukan panglima militer dari kalangan angkatan laut.
"Itu berhubungan ketat dengan angkatan laut karena kita berbatasan di Natuna. Yang kedua adalah isu Pulau Pasir dengan Australia. Itu juga berhubungan erat dengan kapabilitas dan kapasitas mumpuni dari angkatan laut," jelasnya.
Namun, Connie tak menampik selain Yudo tak ada yang mampu membangun pertahanan kemaritiman di Indonesia.
"Sekali lagi bukan saya bilang yang lain tidak bisa membangun tetapi kalau paling gampang itu membangun sebuah postur untuk out looking defence dari sebuah negara maritim, itu harus dari basic angkutan laut," pungkas Connie. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi