jpnn.com - BULELENG- Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung segera dibangunnya bandara internasional di Bali Utara.
Saat bersilaturahmi dengan para tokoh dan masyarakat Buleleng di Buleleng, Senin (19/6), LaNyalla bilang tak ada alasan menunda bandara yang akan dibangun di atas pantai atau off shore tersebut.
BACA JUGA: Pembangunan Bandara Bali Utara Seharusnya Berada di Laut
Menurut pria asli Bugis yang lahir di Jakarta dan besar di Surabaya itu, pembangunan bandara internasional di Bali Utara akan menjadi pengungkit perekonomian, khususnya Kabupaten Buleleng.
"Perekonomian Provinsi Bali tak bisa dilihat dari Kabupaten Badung saja. Dari data BPS, jumlah penduduk miskin terbanyak di Bali masih didominasi Kabupaten Karangasem dan Buleleng," ujar LaNyalla.
BACA JUGA: Perusda Prioritaskan Pembangunan Bandara Bali Utara
Dia sudah mendengar sendiri bahwa masyarakat dan stakeholder di Kabupaten Buleleng mendukung rencana pembangunan tersebut.
"Tingkat kepadatan Bandara Ngurah Rai di Denpasar menjadi persoalan, karena tidak memungkinkan diperluas lagi, baik runway, terminal dan kelengkapannya. Ditambah terbatasnya jalan akses dari dan ke bandara," katanya.
BACA JUGA: LaNyalla Minta KPU Tunda Penetapan DPT 21 Juni 2023
"Proyek ini juga tidak akan menggerus lahan pertanian produktif melalui alih fungsi lahan. Juga tidak akan menggusur sekolah, fasilitas umum, situs tempat-tempat upacara keagamaan. Ini akan menjadi bandara offshore ketiga yang ada di Asia, setelah Kansai di Jepang dan Dalian di China," imbuh LaNyalla.
"Bila melihat outlook prediksi jumlah penumpang perjalanan global yang akan mencapai lebih dari 7,8 miliar penumpang pada 2038, itu artinya Indonesia akan menjadi 4 Besar pasar penerbangan di dunia. Saya yakin, bandara internasional di Bali Utara juga akan mampu mengatasi ketimpangan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan."
Senator asal Bali I Made Mangku Pastika menimpali, secara teknis pembangunan bandara sudah ready.
"Semuanya sudah. Kajian data, sosial, teknis penerbangan, kajian lingkungan semua sudah beres, tinggal yang belum keluar adalah penetapan lokasi," kata Mangku.
Tadinya ada rencana pembangunan di darat, tetapi dibatalkan. PT BIBU Panji Sakti sebagai pihak yang akan membangun akhirnya menetapkan di pesisir laut.
"Mereka sudah berpengalaman secara teknologi untuk membuat landasan di laut. Polusi suara juga kalau di laut tidak ada. Suara pesawat hilang kalau di laut. Warga sekitar tidak terganggu polusi suara. Ramah lingkungan," ujarnya.
"Dari segi biaya juga bagus. Karena tidak menggunakan APBN, tetapi swasta. Meskipun investasi swasta, tetapi pengelolanya tetap Angkasa Pura, karena memang itu syaratnya,” imbuh Mangku.
Dalam acara silaturahmi tersebut LaNyalla juga mendengarkan banyak aspirasi. Salah satunya adalah dari Paiketan Puri Puri Seluruh Bali, Ida Cokorda Gede Putra Nindia. Dia mengatakan, dengan dibangunnya Bandara di Bali Utara maka akan memantik perimbangan ekonomi antara Bali Selatan maupun Bali Utara.
Tokoh masyarakat Kubutambahan yang juga akademisi Bali Utara Sudjana Budhiasa mengatakan, bandara di Bali Utara bukan hanya untuk Buleleng, ada Kintamani, ada Lovina dan masih banyak lagi. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan