LaNyalla Desak Tindak Tegas Produsen Makanan Berbahaya

Rabu, 03 Maret 2021 – 05:30 WIB
Ketua DPD RI, AA Lanyalla Mahmud Mattalitti. Foto: Humas DPD RI

jpnn.com - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyoroti penggerebekan industri makanan dan minuman yang menggunakan bahan berbahaya.

Kali ini, LaNyalla menyoroti penggerebekan pabrik kerupuk tahu UD Ridho Mashur di Sidoarjo, Jawa Timur. LaNyalla Mahmud Mattalitti sangat memberi perhatian karena kejadian serupa sering dan terus terjadi di beberapa tempat di Indonesia.

BACA JUGA: LaNyalla Dukung Pembentukan Provinsi Kapuas Raya

"Harus menjadi perhatian semua mengenai pentingnya makanan yang sehat yang bebas dari bahan berbahaya, termasuk boraks. Harus ada efek jera sehingga tidak terulang terus, mengingat kebanyakan korban adalah anak-anak yang notabene generasi masa depan,” kata LaNyalla dalam keterangan resminya, Selasa (2/3).

Mantan ketua umum Kadin Jatim itu menilai harus ada sanksi tegas bila masih terdapat pabrik yang memproduksi makanan menggunakan bahan kimia membahayakan tubuh.

BACA JUGA: BPOM Temukan Makanan Mengandung Boraks dan Jamu Berbahaya

Menurutnya, hal itu diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.

"Pelaku harus dihukum berat karena menyebabkan masalah yang berdampak pada kehidupan orang lain," tegas alumnus Universitas Brawijaya Malang itu.

BACA JUGA: Limbah Pabrik Makanan Kotori Sungai di Surabaya

Lebih lanjut LaNyalla merasa aneh karena pabrik makanan yang digerebek itu telah beroperasi enam tahun dan baru ketahuan dan ditindak sekarang ini.

Ia pun meyakini masih ada pabrik makanan lain yang menggunakan bahan berbahaya.

"Harus segera dicek secara keseluruhan produsen makanan lain yang masih menggunkan bahan makanan berbahaya sejenis boraks atau bleng untuk mengawetkan makanan," pinta LaNyalla.

Senator Dapil Jatim itu melanjutkan, makanan berbahan kimia berbahaya biasanya diedarkan di warung-warung kecil tradisional yang dikonsumsi oleh masyarakat kelas bawah.

"Masalah ini memiliki efek domino bagi permasalahan lainnya baik ekonomi, sosial, kesehatan bahkan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kematian," ujar LaNyalla.

Ia meminta dinas terkait di daerah dan BPOM melakukan uji sampel terhadap makanan minuman tradisional. “Bukan untuk mempersulit izin edar, tetapi menjaga dan memastikan keamanan dan standar konsumsi. Karena polisi pasti terbatas, dan berharap kepada laporan masyarakat,” paparnya.

Sebelumnya, aparat Unit V Tindak Pidana Ekonomi (Tipidek) Satreskrim Polresta Sidoarjo menggerebek produsen kerupuk tahu UD Ridho Mashur di Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo.

Kerupuk tahu hasil produksi pabrik ini diduga membahayakan kesehatan manusia karena menggunakan bahan bleng, bahan kimia sejenis boraks yang sebenarnya digunakan untuk bahan bangunan atau untuk las. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler