Larangan Merokok Picu Inflasi

Selasa, 04 Mei 2010 – 06:05 WIB
JAKARTA - Gencarnya larangan merokok yang dirilis sejumlah lembaga beberapa waktu lalu ditengarai menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya inflasi di kawasan ibu kota.’’Fatwa larangan merokok dari MUI dan dari pihak lainnya memicu kenaikan harga rokok filter,’’ ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Agus Suherman.

Dari penelitian yang dilakukan BPS, inflasi pada April mencapai 0,22 persenRokok dan sayuran merupakan penyumbang terbesar kenaikan inflasi

BACA JUGA: Galakkan Hemat Energi di DKI Jakarta

Kenaikan harga rokok filter diperkirakan lantaran adanya kenaikan cukai rokok yang menyebabkan beberapa merek rokok ikut naik
Dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, komoditi rokok kretek filter merupakan salah satu komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar yang mencapai 0,0428 persen

BACA JUGA: Tarif Trans Jakarta Belum Layak Naik

Sementara untuk kelompok sayuran, kenaikan harga yang memicu inflasi akibat naiknya harga pupuk


Secara rinci, Agus menjelaskan, kenaikan harga yang memicu inflasi tersebut jika diperesentasi berdasarkan kelompoknya, untuk bahan makanan sebesar 0,93 persen; kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakau 0,47 persen

BACA JUGA: Delapan Jakmania Dituntut Delapan Tahun

Khusus untuk kelompok sandang mengalami penurunan indeksYakni minus 0,27 persen’’Inflasi yang terjadi selama April diakibatkan oleh naiknya harga-harga pada kelompok bahan makanan terutama sub kelompok bumbu-bumbuan,’’ ungkap Agus.

Terkait kenaikan harga bahan bakar gas yang dimulai 1 April lalu, hingga saat ini belum berdampak cukup signifikanApakah justru memicu kenaikan inflasi atau justru menurunkan inflasiDampak secara luas baru bisa dilihat pada pengukuran inflasi Mei.
 
Secara umum, laju inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,81 persenJika dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya, inflasi April mengalami kenaikan laju inflasi sebesar 0,15 persenMengingat pada Maret, inflasi mencapai 0,7 persenSementara Januari hingga April 2010 sebesar 1,15 persen’’Prediksi inflasi berdasarkan APBD sebesar 4,5 persenHingga akhir tahun, inflasi diperkirakan tidak akan sampai angka ituTapi akan lebih tinggi dibanding tahun lalu yang mencapai 2,34 persen,’’ ungkapnya.

Jika dibandingkan dengan 66 kota di Indonesia, DKI Jakarta menempati urutan ke-24 dari 45 kota yang mengalami inflasiSementara kota yang mengalami deflasi sebanyak 21 kotaInflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 2,04 persenInflasi terendah terjadi di Palembang sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, dalam menyikapi perekonomian Jakarta, politisi Kebon Sirih menyoroti eksistensi Kota Jakarta yang didominasi sektor tersierSeperti perdagangan, hotel, restoran, jasa keuangan, persewaan, jasa perusahaan, sektor pengangkutan, komunikasi dan jasa lainnya’’Ini tidak tepat jika dijadikan indikator DKI sudah mengarah pada kota jasaPenurunan kemiskinan harus menjadi prioritas,’’ ujar Wakil Ketua DPRD Lulung Lunggana saat membacakan laporan LKPJ di gedung dewan, kemarin(aak)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kadar Amonia Air Baku Diatas Ambang Batas


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler