Lazimnya Pilot Tahu Dinamika Cuaca

Rabu, 07 Januari 2015 – 05:01 WIB
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya

jpnn.com - Kecelakaan AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, Kotawaringan Barat, Kalimantan Tengah pada Minggu, 28 Desember 2014 memang meninggalkan trauma. Namun trauma itu seharusnya tidak menjadi kendala bagi penumpang yang hendak menggunakan jasa moda pesawat terbang.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya mengatakan pilot dan maskapai punya standar keselamatan. "Pilot dan maskapai sudah memiliki standar keselamatan dan flight plan yang baik sebelum melakukan penerbangan,”  kata Andi Eka Sakya kepada Rakyat Merdeka (Grup JPNN.com), di Jakarta.

BACA JUGA: Bingung Cari Pemain di Tiga Posisi

Andi mengakui perkiraan cuaca selama Januari 2015 intensitas hujan meninggi dan kurang baik. Namun kata dia, perkiraan cuaca ini tidak perlu dijadikan alasan untuk takut bepergian dengan pesawat. Seperti apa sistem informasi cuaca dalam sistem penerbangan yang dikorelasikan dengan laporan BMKG? Berikut petikan wawawancara lengkapnya:

Pesawat AirAsia ditemukan dengan berbagai kontroversi, termasuk laporan fisik cuaca yang tidak diambil sebelum penerbangan, ini bagaimana?

BACA JUGA: PNS Staf Umum Dialihkan ke Teknis

Pokoknya begini, sistem informasi cuaca yang diberikan kepada masyarakat hingga di penerbangan cukup baik dan sesuai dengan prosedur yang ada. Dinamika perubahan cuaca sangat cepat sekali dan tim BMKG selalu mengupdate informasi cuaca kepada masyarakat untuk setiap perubahan yang terjadi. Informasi cuaca tersebut mudah diakses oleh semua elemen masyarakat. Masalah laporan cuaca yang dirilis oleh BMKG sempat menimbulkan kontroversi terkait kecelakaan pesawat AirAsia QZ-8501. Pihak AirAsia diketahui baru mengambil dokumen laporan cuaca pada pukul 07.00 WIB atau setelah pesawat itu hilang kontak. Hal ini pula yang membuat Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, marah besar.

Apa yang sudah dilakukan BMKG kepada Menhub?

BACA JUGA: Belum Ada Lost Contact Ditemukan Selamat

Saya sudah mengirim surat internal ke Menteri Perhubungan mengenai tindaklanjut arahan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Memangnya apa arahan Presiden itu?

Presiden Jokowi meminta BMKG memperbaiki pemanfaatan infomasi cuaca, khususnya untuk penerbangan. Perintah ini keluar usai kasus AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak dalam perjalanan Surabaya-Singapura, 28 Desember lalu. Karena itu, saya mengirim surat ke Menteri Perhubungan Jonan dengan maksud meminta arahan soal perintah sang Presiden tersebut.

Karena kasusnya (AirAsia QZ8501) masih berjalan, makanya kirim (surat) terbatas. Saya mohon arahan mengenai bagaimana pelayanan petugas kita di seluruh Tanah Air.

Soal isi surat yang menyebutkan AirAsia baru mengambil informasi cuaca pada pukul 07.00 WIB, padahal pesawat QZ8501 telah terbang beberapa jam sebelumnya. Informasi dalam log book di Juanda, Sidoarjo,  AirAsia ambil (data cuaca) jam 7. Apa (sebelumnya) dia ambil info dari Gapura, kita nggak tahu.

Lazimnya sebuah pesawat sebelum take off harus tahu dinamika cuaca dari tempat asal ke tujuan. Kita beri peta cuaca semacam flight document. Tapi mereka juga bisa dapat info dari website atau datang ke BMKG. Kita up date setiap 6 jam. Dalam peraturan Civil Aviation Safety Regulations (CASR) Nomor 121 pakai forecasting BMKG.

Bagaimana update situasi prakiraan cuaca area pencarian AirAsia 5 Januari 2015?

Berlaku Jam 12.00-15.00 ya Pangkalan Bun berawan dan hujan sedang-lebat.

Kenapa pencarian berlangsung lama?

Karena memang cuaca di lokasi pencarian kurang bersahabat.

Di mana saja itu?

Pada sektor bagian barat secara umum berawan, namun beberapa lokasi menunjukkan adanya awan cumulonimbus  yang menimbulkan hujan dan angin kencang.

Lokasi awan cumulonimbus  relatif tersebar. Informasi terkini akan diinformasikan dengan data radar cuaca. Untuk area timur pencarian masih secara umum didominasi hujan. Adanya awan cumulonimbus  di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang. (rakyatmerdeka/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beban Baru, Kenaikan Tarif Dasar Listrik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler