jpnn.com - JAKARTA – PT PLN terus memastikan tak ada gangguan listrik yang terjadi pada momen lebaran. Hal tersebut seiring bakal menurunnya konsumsi listrik di Indonesia pada hari lebaran. Sehingga, kemungkinan terjadinya mati lampu karena pasokan yang kurang tak akan terjadi.
Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji mengatakan, pemakaian listrik saat libur lebaran diproyeksi bakal turun signifikan. Hal tersebut disebabkan pabrik-pabrik yang berhenti beroperasi dan perkantoran yang libur dalam periode tersebut. Selain itu, konsumsi listrik di wilayah urban juga menurun karena penduduk yang pulang kek kampung.
BACA JUGA: Harga Daging Sapi Kian Meroket
"Kesempatan ini bisa digunakan PLN untuk sejenak mengistirahatkan beberapa pembangkitnya. Serta, melakukan pemeliharaan infastruktur kelistrikan. Namun, kondisi kelistrikan secara umum aman. Kami juga akan siaga 24 jam sehari dan 7 hari seminggu untuk mengawal keandalan pasokan listrik," jelasnya melalui keterangan tertulis kemarin (26/7).
Dia mencontohkan, kondisi sistem kelistrikan Jawa Bali. Beban puncak pada sistem tersebut diprediksi mencapai 14.481 megawatt (MW). Itu turun sekitar 38 persen dari hari biasa sebesar 23.350 MW. "Daya mampu pembangkit di Jawa Bali saat ini sebesar 31.456 MW," tambahnya.
BACA JUGA: Januari hingga Juni, Subsidi BBM Tembus Rp 120 T
Kemudian, beban puncak pada wilayah Sumatera juga ikut turun 18 persen. Dari beban puncak normal sebesar 2.283 MW menjadi 3.705 MW. Misalnya, Provinsi Sumatera Utara yang beban puncaknya turun menjadi 1.182 MW. Angka tersebut lebih rendah 21 persen dibanding beban puncak normals ebesar 1.510 MW. Atau beban puncak Provinsi Lampung yang turun dari 738 MW menjadi 627 MW.
"Sumatera ini terbagi menjadi tiga sistem kelistrikan. Yakni, Sumatera Bagian Selatan, Sumatera Bagian Tengah, dan Sumatera Bagian Utara. Meskipun memang Sumatera pernah mengalami defisit kami pastikan tidak ada gangguan listrik selama lebaran,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Penjualan BBM Naik 30 Persen
Terakhir, wilayah Indonesia Timur. Wilayah dengan total 15 sistem jaringan besar tersebut diprediksi bakal mencapai beban puncak 2.459 mw. Atau, turun 6,75 persen dibanding beban puncak normal yang sebesar 2.637 mw.
"Selain itu, juga terdapat beberapa sistem kelistrikan kecil yang sifatnya terpisah-pisah (isolated). Secara global, penurunan beban puncak saat lebaran di Indonesia Timur selama lebaran tidak terlalu signifikan. Sebab, konsumsi disana masih didominasi rumah tangga,’’ jelasnya.
Saat ini, lanjut dia, yang menjadi fokus adalah sistem jaringan Jawa Bali. Sebab, sistem yang mencetak 76 persen dari total konsumsi listrik nasional itu mengalami penurunan besar. Karena itu, sebanyak 16 pembangkit listrik dengan total daya 6.706 MW bakal berhenti beroperasi sementara.
"Masa istirahat ini dimulai dari tanggal 24 Juli 2014 hingga 5 Agustus 2014. Tapi, jangka waktu istirahat berbeda-beda untuk tiap-tiap pembangkit,’’ jelasnya.
Dia menegaskan, langkah tersebut tetap mengutamakan keandalan pasokan listrik. Apabila diperlukan, pembangkit tersebut sewaktu-waktu bisa dinyalakan dengan cepat.
"PLN juga telah menyiagakan piket khusus lebaran di seluruh pembangkit dan Gardu Induk. Unit-unit pelayanan PLN juga telah diperkuat dengan piket khusus yang siaga selama 24 jam,’’ imbuhnya. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perputaran Uang Sehari Rp 10 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi