Lebih Dekat dengan Pencipta Mukidi, Tokoh Lucu yang Sedang Hits

Sabtu, 27 Agustus 2016 – 17:07 WIB
Soetantyo Moechlas. Foto: Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Anda sering mendapat broadcast cerita lucu tentang Mukidi? Jika iya, Anda tak sendirian. Cerita lucu mengenai tokoh fiksi bernama Mukidi memang sedang hits beberapa waktu terakhir.

By the way, siapa sih yang menciptakan tokoh itu? Perkenalkan, dia adalah Soetantyo Moechlas. Dia mengambil nama Mukidi dari salah satu adegan dalam film Warkop DKI.

BACA JUGA: Bacalah, Kritikan Terbaru SBY untuk Jokowi

"Iseng saja pakai nama itu. Saya inget kata-kata yang diucapkan Dono (Warkop), Mukidi," kata Soetantyo saat dihubungi Jawa Pos, Jumat kemarin (26/8).

Penciptaan karakter Mukidi sebenarnya sudah lama, sekitar 90-an silam. Saat itu Pak Yoyo, sapaan Soetantyo, sering mengirim cerita lucu ke program Ida Krisna Show di Radio Prambors.

BACA JUGA: Personel TNI dan Angkatan Laut AS Gelar Aksi Bersih di Pantai Padang

Nah, Mukidi adalah karakter dalam banyolan tersebut. Mukidi dikisahkan berasal dari Cilacap. Dia orang biasa dan mudah akrab dengan siapa saja. Mukidi punya karier biasa-biasa saja.

Dia punya istri bernama Markonah serta dua anak, Mukirin dan Mukiran. Juga sahabat bernama Wakijan. Kisah Mukidi telah dibukukan Pak Yoyo pada 2010. Dia menerbitkan secara independen sebanyak 40-50 ribu eksemplar.

BACA JUGA: SBY Anggap Konsep Maritim Jokowi-JK Masih Sebatas Retorika

"Sekarang sudah habis, belum cetak ulang. Takitung-itung, mahal e," ujarnya dengan logat Jawa yang kental.

Pak Yoyo sebenarnya tak berniat mengomersialkan banyolannya. Dia rutin membuat cerita lucu sebagai pemanis saat presentasi. "Saat menjadi product manager, saya banyak mempresentasikan obat. Sebagai ice breaker, saya selipkan banyolan," jelasnya.

Kisah-kisah Mukidi rutin dibagi ke media internal di perusahaan tempat Pak Yoyo bekerja. Selama ini orang banyak mengenal Pak Yoyo sebagai Mukidi. "Kalau di kantor, masjid, atau pertemuan keluarga, saya ya dipanggilnya Pak Mukidi," ujar pria kelahiran 7 Februari 1954 itu.

Produktivitas Pak Yoyo membuat banyolan tak berhenti meskipun dirinya belum berniat membuat buku lagi. Sebagai gantinya, dia kerap membagi karya-karyanya lewat media sosial.

"Saya lebih sering update di Facebook. Soalnya lupa password blog itu," kelakarnya. Blog itu pun dibuatkan temannya yang bernama Ria Indah Sari.

Pak Yoyo memang lihai membuat banyolan. Ketika diminta Jawa Pos membuat cerita Mukidi versi koran, dia langsung tanggap. Dalam hitungan detik, Pak Yoyo sudah bisa membuat rangkaian cerita kocaknya. Begini hasilnya...

Markonah pulang ke rumah melihat Mukidi, suaminya, serius membaca koran. Markonah pun merasa cemburu.

Markonah: Mas, andaikata aku sebagai istri seperti koran yang kamu pegang.

Mukidi: Iya, Dik. Aku juga berharap begitu. Tiap hari ganti yang baru.

Markonah: $&@!@!! (gun/c9/ca)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tok Tok Tok... SBY Tak Mau Demokrat Usung Ahok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler