Lebih Kuat Lorenzo Ketimbang Rossi

Selasa, 16 Februari 2016 – 06:04 WIB
Wartawan Jawa Pos Nanang Prianto saat wawancara dengan Marc Marquez. FOTO: Jawa Pos

jpnn.com - Melihat hasil uji coba di Sirkuit Sepang, Malaysia, dua pekan lalu, Repsol Honda terancam hancur-hancuran. Marc Marquez, rider tercepat Repsol Honda lebih lambat 1,3 detik per lap ketimbang Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha). 

Apa yang akan dilakukan Honda dalam uji coba di Australia Rabu (17/2)? Berikut wawancara khusus wartawan Jawa Pos (Induk JPNN) Nanang Prianto dengan Marquez di Sirkuit Sentul, Minggu (14/2).

BACA JUGA: Andai Presiden Tahu Persoalan Honorer

 

Tiga hari lagi  uji coba di Australia. Persiapan berjalan baik? 

BACA JUGA: Cek E-KTP Harus ke Kantor Dinas

Setelah liburan musim dingin, kami sudah menjalani tes di Malaysia. Banyak hal yang telah kami lakukan dengan baik. Namun beberapa masih kurang. Tentu saja kami harus lebih baik di Australia. Kami akan bekerja lebih keras mengembangkan motor meski di sirkuit yang berbeda semua hal berbeda.

 

BACA JUGA: Faktanya, Hani tak Tewas Setelah Icip Kopi Sianida

Kamu tertinggal 1,3 detik oleh Jorge Lorenzo di Malaysia. Sangat jauh. Mengapa RC213V begitu lambat?

Di Malaysia kami bermasalah pada elektronik (electronic control unit). Sekarang semua tim harus menggunakan elektronik yang sama (Magmeti Maerlli). 

Padahal sebelumnya semua bisa mengembangkan software sendiri. Sangat besar perbedaannya. Kami sudah mempelajarinya. Kalau parameter kami pas, akan jauh lebih baik. 

 

Seberapa krusial elektronik pada performa motor?

Seperti yang kami alami ini. Ketika ada masalah ECU, semua akan berantakan. Motor akan sulit dikendalikan. Karena itu, dari semua, kami harus menyelesaikan masalah pada elektronik lebih dulu.

 

Distribusi beban yang pas menjadi salah satu kunci handling motor lebih baik. Kamu tidak mengutak-utik hal itu agar lebih fokus?

Jujur saja fokus kami saat ini adalah elektronik. Balance motor memang penting, tapi belum jadi perhatian utama kami saat ini. Bila elektronik sudah oke, berikutnya adalah balance motor. Michelin menurut saya harus mengubah riding style (gaya pembalap). Demikian juga dengan keseimbangan motor. Mungkin bisa menjadi fokus kami saat ujicoba terakhir di Qatar.

 

Seperti apa perubahan riding style kamu untuk beradaptasi dengan Michelin?

Denman Bridgestone (ban yang digunakan musim lalu), kami bisa melakukan pengereman selamat mungkin di ujung tikungan. Grip ban depan Bridgestone sangat baik.

Namun kondisi sebaliknya terjadi pada Michelin. Kami harus melakukan pengereman lebih awal. Ban depan tidak bisa bisa terlalu di push, sementara grip belakang lebih baik.

(Pengereman yang lebih awal menuntut pembalap lebih smooth saat  menikung. Itu pula mengapa Jorge Lorenzo jauh meninggalkan para pesaingnya, termasuk rekan setimnya Valentino Rossi, dalam tes di Malaysia. Lorenzo menikung dengan racing line yang lebih lebar namun lebih smooth, cocok dengan karakter Michelin)

 

Lebih kuat mana, Lorenzo atau Rossi?

Saya rasa Lorenzo. Musim lalu dia juara dengan dunia dengan jumlah kemenangan begitu banyak. Menjelang musim ini, dia juga mendominasi sesi uji coba. Yamaha juga akan sangat kuat. 

 

Apakah permasalahan dengan Rossi tidak akan muncul lagi? 

Saya tidak ada lagi masalah. Saya tahu apa yang terjadi. Valentio tahu apa yang terjadi. Semua orang juga tahu. Bagi saya, saat ini yang terpenting adalah fokus pada garasi tim saya untuk melakukan yang terbaik.

 

Pertanyaan terakhir, pesan Anda untuk fans MotoGP Indonesia?

Semoga fans di sini yang begitu bisa besar segera menyaksikan secara langsung aksi MotoGP. (*)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyidik Tidak Punya Versi, Catat Itu!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler