Lee Kuan Yew di Usianya ke-88

Berjuang Melawan Penyakit yang Gerogoti Jaringan Saraf Tulang Belakang

Senin, 07 November 2011 – 14:11 WIB
Lee Kuan Yew
SEJAK tak aktif lagi di dunia politik pasca 2004an, kesehatan Bapak Bangsa Singapura Lee Kuan Yew menurunKematian sang istri, Kwa Geok Choo, pada 2 Oktober 2010 lalu, memperparah kondisi tersebut

BACA JUGA: Korban Tewas Banjir Thailand Capai 500 Orang

Kemarin (6/11), politikus 88 tahun itu dikabarkan terserang sensory peripheral neuropathy atau neuropati perifer sensorik.

"Dalam kasus ayah saya, neuropati perifer sensorik ini membuat jaringan saraf dari kaki sampai tulang belakang beliau rusak
Akibatnya, dia tak bisa berjalan dengan tenang," ungkap Lee Wei Ling, putri Lee yang berprofesi sebagai dokter

BACA JUGA: Drama Pembajakan Somalia Berakhir Manis

Belakangan, masyarakat Singapura bisa menyaksikan sendiri bahwa kaki Lee goyah saat berjalan
Itu karena penyakit yang diderita perdana menteri (PM) pertama Singapura itu memunculkan sensasi nyeri atau kesemutan pada kaki

BACA JUGA: Dana PBB Distop, Ban Ki-moon Kelimpungan


   
Menurut Lee Wei Ling, kondisi sang ayah sangat fluktuatif"Bisa jadi hari ini kondisi beliau stabil, tapi besok menjadi buruk atau bahkan sangat buruk," tulis perempuan yang usianya sudah lebih dari 50 tahun dan tetap lajang tersebut, dalam editorial surat kabar Sunday TimesBelakangan, editorial koran berbahasa Inggris paling laris di Negeri Singa itu memang menjadi jendela bagi rakyat untuk mengintip kehidupan pribadi para tokoh dan petinggi negaraSalah satunya, Lee

Lee Wei Ling yang menjabat sebagai direktur National Neuroscience Institute of Singapore itu menegaskan bahwa penyakit yang diderita Lee hanya mempengaruhi saraf tepi (peripheral) sajaKarena itu, jaringan saraf pusat bapak tiga anak itu sama sekali tak terpengaruh"Otak dan seluruh otot tubuh beliau bisa berfungsi normalTapi, karena sensasi nyeri dan kesemutan pada kakinya, beliau sering tak bisa menyeimbangkan tubuhMaka, dia tak bisa berjalan dengan tenang," ungkapnya

Kendati demikian, Lee tak menyerahNegarawan yang menjabat kepala pemerintahan mulai 1959 hingga 1990 itu bertekad untuk mengalahkan penyakitnyaUntuk mengusir sensasi nyeri dan kesemutan pada kakinya, ayah PM Singapura Lee Hsien Loong itu giat melakukan terapiTiga kali dalam sepekan, dia latihan berjalan di atas treadmillLee Wei Ling mengatakan bahwa sang ayah sangat disiplin dalam berlatihTak pernah sekalipun dia absen dari jadwal terapi tersebut   

"Saya yakin, beliau akan berhasil mengalahkan penyakit iniSelama beliau masih berpikir bisa berbuat yang terbaik untuk negeri ini, beliau pasti akan sembuh," tandas Lee Wei LingMenurut dia, terapi yang dipadukan dengan obat-obatan dari dokter akan mampu membuat sang ayah lepas dari cengkeraman penyakit tersebutDengan demikian, dia bisa melanjutkan sepak terjangnya di dunia politik, baik di dalam maupun di luar negeri

Mei lalu, Lee mundur dari kabinet SingapuraJabatan terakhirnya dalam kabinet yang dipimpin putra sulungnya itu adalah penasihat menteriSejatinya, jabatan aktif Lee di kabinet sudah berakhir sejak 2004Tepatnya, saat Goh Chok Tong, yang menempatkan Lee pada posisi menteri senior, mundur dari jabatan PMSebelumnya, kabinet Singapura tak mengenal posisi menteri seniorPosisi tersebut sengaja diciptakan Goh untuk menghormati Lee

Setelah Goh tak lagi menjabat PM, sebenarnya Lee sudah tak lagi punya tempat dalam kabinet SingapuraTapi, karena pengganti Goh adalah putra sulung Lee, maka negarawan yang sukses mengubah Singapura menjadi negara modern itu kembali duduk di kabinetKali ini, jabatan yang dia pangku adalah penasihat menteri, posisi yang tak mengharuskan dia aktif di kabinetSebagai penasihat menteri, dia lebih banyak berbagi pengalaman dengan para menteri di kabinet soal berpolitik.

Kendati tak lagi aktif dalam politik dalam negeri, Lee masih punya pengaruh kuat dalam pemerintahanBukan hanya karena PM Singapura yang kini berkuasa adalah putranya, tapi karena Lee sangat identik dengan negara yang dikelilingi Selat Singapura dan Selat Johor tersebutDia juga punya peranan penting menjadikan Singapura negara merdeka, lepas dari Federasi MalaysiaSetelah merdeka pada 1965, Lee juga lah yang berjuang keras menjadikan Singapura sebuah negara yang modern(AP/AFP/hep/mik)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kunjungi Korban Banjir, Yingluck Dicaci Maki


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler