BACA JUGA: Sri Mulyani Pamitan di Bappenas
Nampak, Presiden SBY berjalan di belakang keranda jenazah yang diusung oleh pasukan TNIHabibie yang masih mengenakan baju batik warna coklat tak mampu menyembunyikan kesedihannya
BACA JUGA: Tahan Susno, Polri Merasa Miliki Alat Bukti Cukup
Ia nampak lemas, bahkan beberapa kali ia terpaksa harus dipapah, tak kuasa melepas istri tercintanyaBACA JUGA: Ainun Dimakamkan, Rakyat Indonesia Berkabung
Habibie nampakl sangat sedih atas kepergian istrinya.Dalam sambutannya, Presiden SBY menyatakan bahwa Almarhum Ainun Habibie telah mendampingi Presiden ke tiga Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie dalam menunaikan tugas kenegaraan yang sangat beratDengan penuh kesetiaan dan kepercayaan, almarhumah senantiasa mendampingi Habibie melewati hari-hari yang tidak mudah dalam satu periode sejarah yang sangat menentukan, yakni ketika negara sedang diguncang krisis 1998-1999, seiring dengan dilakukannya reformasi nasional yang cukup dramatis.
"Indonesia telah kehilangan salah seorang tokoh wanita terbaik, seorang Ibu negara yang penuh kasih, pejuang kemanusiaan yang tulus, serta seorang Ibu dalam sebuah keluarga panutan," kata SBY"Dalam suka dan duka, beliau selalu tegar dalam menjalankan tugasnya sebagai Ibu negara," tegas PresidenDalam kesempatan itu, Presiden SBY juga menegaskan, bahwa sepanjang hidupnya almarhumah telah menunjukkan dharma baktinya kepada negara maupun masyarakat, dan dengan penuh ketulusan.Hingga akhir hayatnya, Ibu Ainun Habibie adalah Ketua Umum Perhimpunan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI) dan Pengurus Yayasan Amal Abadi Beasiswa Orang Tua Bimbing Terpadu (YAAB-ORBIT)Dedikasi yang tak berkesudahan kepada nilai-nilai kemanusiaan menjadi bukti nyata keteladanan Almarhumah.
Seperti diketahui, almarhumah Hasri Ainun Habibie wafat pada usia 72 tahun, pada Sabtu (22/5), pukul 17.30 waktu Jerman atau sekitar pukul 22.30 wib, di Rumah Sakit Ludwig-Maximilians Universitat, Klinikum Gro'hadern, Muenchen, Jerman, karena mengalami berbagai komplikasi penyakitJenazah Jenazah dan keluarga yang mengiringinya tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (25/5), pukul 04.55 wib
Jenazah langsung dibawa ke rumah duka di kediaman pribadi Habibie, di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta SelatanJenazah kemudian diserahkan kepada keluarga di kediaman pribadi Habibie dengan menggunakan prosesi militerProsesi itu dipimpin oleh menteri sosial Salim Segaf Al-Jufri, sebagai inspektur upacara.
Almarhumah memulai kariernya sebagai seorang dokter, di Rumah Sakit Cipto Mangun-kusumo, JakartaDokter spesialis anak itu masuk rumah sakit sejak 24 Maret 2010Selama sebulan dirawat, perempuan kelahiran Semarang, 11 Agustus 1937 itu telah menjalani 12 kali operasi karena berbagai penyakit yang dideritanyaSebelumnya ibu negara dari tahun 1998 ke 1999 diberitakan menderita tumor di paru-parunya dan dalam sebulan menjalani delapan kali operasi pengangkatan tumorAinun menikah dengan Habibie pada May 1962 dan memiliki dua anak, Ilham Akbar dan Thareq Kemal dan empat orang cucuSemasa hidupnya Ainun menerima tiga tanda jasa, Mahaputera Utama tahun 1982, Mahaputra Adipurna dan Mahaputra Adipradana tahun 1998.(aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JPU Minta Hakim Tolak Bonaran
Redaktur : Tim Redaksi