Lestari Moerdijat Minta Kendala Sertifikasi yang Dikeluhkan Petani Milenial Segera Diatasi

Selasa, 26 Oktober 2021 – 14:49 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat berbincang dengan petani milenial di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (26/10). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, LUWU UTARA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menilai perlu langkah strategis untuk mengatasi berbagai hambatan dalam pemberdayaan masyaakat melalui pengembangan sektor pertanian.

Hal itu disampaikannya saat berbincang dengan para petani milenial di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (26/10) yang dihadiri Direktur Pembenihan Hortikultura Kementan Inti Pertiwi Nashwari.

BACA JUGA: Pelatihan Bisnis Kewirausahaan-Magang Lahirkan Petani Milenial Unggul

Dalam perbincangan itu, Umbar, seorang petani milenial mengeluhkan kendala dalam proses sertifikasi bibit tanaman hasil kebun bibit yang dikelola para petani.

Menurutnya, proses sertifikasi bibit tanaman berbiaya mahal, sehingga menyebabkan banyak petani tidak mampu.

BACA JUGA: Petani Milenial Lebih Mudah Promosi Produk Lewat Aplikasi Outlet MIA

Umbar mengungkapkan selama ini yang mendapat untung para kontraktor yang memiliki sertifikat dalam proyek pengadaan sejumlah bibit tanaman hortikultura di Luwu Utara.

Para kontraktor seringkali menekan harga hingga Rp 3 ribu per bibit, padahal harga wajar di tingkat petani Rp 5 ribu.

BACA JUGA: Simak Nih! Tips dari Komedian Narji untuk Petani Milenial

Menyikapi hal itu, Lestari menegaskan sejumlah persoalan tersebut harus segera diatasi agar sejumlah potensi yang ada di masyarakat bisa segera mendatangkan manfaat bagi masyarakat.

Direktur Perbenihan Hortikultura Kementan Inti Pertiwi Nashwari berkomitmen untuk segera menuntaskan hambatan yang terjadi dalam proses sertifikasi benih tanaman.

Dia menegaskan dalam proses sertifikasi benih tanaman tidak dipungut biaya.

Menurut Inti, semakin banyak penangkar benih yang bersertifikat di tanah air akan mempercepat pengembangan tanaman hortikultura di Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPRD Sulsel Syaharuddin Alrif berharap sejumlah potensi pertanian yang ada di Luwu Utara, seperti kakao, porang dan tanaman sayuran, yang bisa ditingkatkan produktivitasnya.

Selain berbincang dengan petani milenial, Mbak Rerie sapaan akrab Lestari Moerdijat juga mengunjungi Lembaga Pengembangan Teknologi Tepat Guna Masyarakat Lokal Indonesia (LPTTG Malindo) di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Direktur LPTTG Malindo Sakaruddin menjelaskan pihaknya menyelenggarakan berbagai pelatihan seperti memproduksi makanan ringan dari bahan baku buah yang dikeringkan.

Pilihan memproduksi buah yang dikeringkan itu karena nilai tambah yang dihasilkan bisa di atas 100 persen dengan masa untuk pemasaran yang panjang.

Merespons hal tersebut, Rerie berharap program pelatihan yang diselenggarakan LPTTG Malindo bisa diterapkan di seluruh Indonesia untuk membangkitkan perekonomian masyarakat. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler