Lewat Belnail Mart, UMKM Putuskan Ketergantungan Freeport

Kamis, 19 Oktober 2017 – 15:52 WIB
Belnail Mart, usaha retail yang merupakan program pembinaan di Departemen Pengembangan Ekonomi Masyarakat Freeport Indonesia. Foto Istimewa for jpnn.

jpnn.com, PAPUA - Freeport Indonesia terus berkomitmen menciptakan kemandirian masyarakat Mimika, Papua, salah satunya lewat pengembangan ekonomi berbasis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang memiliki daya saing tinggi.

Salah satunya adalah Belnail Mart, usaha retail yang merupakan Program Pembinaan di Departemen Pengembangan Ekonomi Masyarakat (Economic Community Development) Freeport Indonesia.

BACA JUGA: Menaker Apresiasi Program PPK Sampoerna Expo 2017

Belnail Mart milik Elanus Dekme, kini tampak lebih modern dengan sistem minimarket dan dilengkapi Pertamini, berlokasi di Jalan Poros SP 5, Kampung Limau Asri Timur, Distrik Mimika Baru.

UMKM ini diresmikan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif Mimika, Cherly Lumenta pekan lalu.

BACA JUGA: Hanya 20 Persen UMKM Manfaatkan Platform Online

Peresmian ini merupakan kelanjutan dari program stimulan kepada usaha mikro berprestasi yang diberikan oleh Freeport Indonesia melalui PP-UMKM, sebagai tindak lanjut dari program kemitraan antara Yayasan Bina Utama Mandiri (YBUM) dan BRI.

Belnail Mart mendapatkan dana pinjaman kemitraan berdasarkan hasil evaluasi dan indikator umum.

BACA JUGA: Pemerintah Harus Mengembangkan Iklim Kewirausahaan Nasional

Adapun dukungan langsung oleh Freeport berupa dana pinjaman modal kerja melalui YBUM sebesar Rp 10 juta, serta pinjaman dana kemitraan YBUM dengan BRI sebesar Rp 50 juta dengan bunga kredit sangat kecil, yaitu hanya 5 persen.

Manager Economic Community Development (ECD) Freeport Indonesia, Yohanis Bewahan mengatakan, pengembangan ekonomi masyarakat secara mandiri melalui usaha-usaha UMKM adalah untuk memutus ketergantungan masyarakat terhadap hasil operasi Freeport.

"Karena kami tahu ke depan Freeport tidak akan selamanya ada. Sumber daya alam terbatas dan suatu saat akan habis. Tetapi kemandirian ekonomi melalui usaha ini tentu tidak akan habis," kata Bewahan.

Menurutnya, kemitraan antar semua stakeholder menjadi kunci utama dalam berkolaborasi untuk melaksanakan program pembinaan masyarakat, sehingga mereka tidak hanya bergantung pada keberadaan perusahaan di masa mendatang.

"Kerja sama dengan perbankan melalui BRI, instansi pemerintah melalui Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif sangat penting dan harus ditingkatkan," jelasnya.

Sementara, Kepala Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif Mimika, Cherly Lumenta mengapresiasi Freeport yang memiliki komitmen luar biasa bagi percepatan pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan di Mimika.

Cherly mengakui, Pemkab Mimika selama ini terlalu ekslusif dalam melaksanakan program pembangunan di masyarakat. Di mana pemerintah dan Freeport masing-masing berjalan sendiri tanpa kolaborasi.

Dengan menyadari bahwa kemitraan ini sangat penting, maka Dinas Koperasi dan Ekonomi Kreatif Mimika kini sudah mengagendakan sebuah kerjasama (MoU) dengan Freeport ke depan dalam melakukan pembinaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

"Ke depan, 2018 kemitraan kami akan terwujud. Kami akan membuat MoU dengan PT Freeport. Nanti Freeport bagian apa, pemerintah bagaimana, dan tentu dengan mitra lain yaitu BRI mendukung penguatan modal," ujarnya

Menurutnya, tanpa menjalin kemitraan, pemerintah daerah tentu cukup berat membangun masyarakat. Perlu ada mitra dan terobosan baru kemudian berkolaborasi dalam mengentaskan kemiskinan di Mimika.

"Untuk 2018, kami sudah membuat suatu perencanaan, kami sudah susun, melalui sistem kemitraan dengan berbagai pihak terutama PT Freeport. Penguatan modal tetap melalui Bank BRI," tuturnya.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Jatim Salurkan Kredit Rp 30,7 Triliun


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler