KAGAMA Punya Kiat Jitu Bikin Foto Mampu Bercerita

Senin, 10 Februari 2020 – 22:02 WIB
Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA) menggelar acara dengan topik Story Telling in Travel Photography. Foto dok KAGAMA

jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA) menggelar acara dengan topik Story Telling in Travel Photography.

Kegiatan ini diikuti 51 peserta yang terdiri atas alumni UGM dan penghobi fotografi yang berada di Jakarta dan sekitarnya.

BACA JUGA: Kupas Tuntas Arti Penting Merek di KAGAMA Inkubasi Bisnis

Bertindak selaku narasumber: Arbain Rambey (fotografer profesional), Marrysa Tunjung Sari (fotografer professional &travel writer), dan Raiyani Muharramah (travel photographer &writer).

Ketua PP KAGAMA Bidang Fasilitasi Alumni, Bambang E. Marsono menjelaskan, kegiatan Kagama Yuk Motret merupakan program rutin yang bertujuan meningkatkan kemampuan fotografi alumni UGM peminat fotografi dengan menghadirkan fotografer profesional untuk memberikan latihan dan kiat praktis fotografi.

BACA JUGA: Munas ke-13 KAGAMA Lahirkan 13 Rekomendasi Strategis

“Kemampuan memotret yang baik amat penting di era yang serba digital ini. Kagama Yuk Motret merupakan program kegiatan kedua, selanjutnya akan terus dilaksanakan secara rutin baik melalui kelas sharing session maupun hunting foto bersama,” kata Direktur Utama PT Brantas Abipraya ini.

Fotografer professional dan travel writer, Maryssa Tunjung Sari atau biasa disapa Shasha mengatakan, konten suatu foto sebaiknya unik. Yakni sesuai dengan kebutuhan atau tujuan si story teller foto.

BACA JUGA: Budi Karya Berharap Anggota Kagama Tetap Migunani

“Konten yang didasarkan bukan pada pengalaman langsung sang pencerita (story teller) tidak akan memiliki ‘rasa’ dan tidak akan memancing orang untuk mengikuti cerita tersebut,” kata Sasha.

Sasha menambahkan, seorang Story teller yang baik akan memberikan cerita, tidak hanya caption. Selain itu, dia juga melihat pentingnya mencermati dan melihat respons publik berupa like atau comment terhadap posting yang diunggah.

Sasha juga mengatakan ada tiga kunci utama keberhasilan dalam fotografi travel. Hal itu adalah natural, jujur, dan kontekstual.

Tiga kunci tersebut yang membedakan fotografi dengan rasa dan sekadar mengambil gambar. Namun, di luar soal rasa penting juga memahami komposisi foto.

Untuk itu, Sasha menganjurkan agar seorang fotografer memahami komposisi dalam fotografi. Terlepas dari itu, dia tidak mempermasalahkan perangkat apa yang dipakai untuk bisa menghasilkan foto yang oke.

“Foto bisa diambil dengan menggunakan kamera DSLR, kamera pocket, atau handphone. Saat ini handphone lebih praktis. Mengambil gambar dengan menggunakan HP juga lebih mudah dari sisi etika. Misal daripada memotret orang dengan menggunakan DSLR,” paparnya.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler