jpnn.com, JAKARTA - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu Jakarta membentuk komunitas peduli kesehatan mental bernama Sahitya.
Komunitas ini dibentuk lantaran banyaknya pemahaman yang salah, hal-hal yang tabu, serta adanya pandangan buruk (stigma) di masyarakat Indonesia terhadap pasien penderita gangguan kejiwaan.
BACA JUGA: Gadis Pemakan Jari Ini Berhalusinasi, Dengar Bisikan
“Masalah kesehatan mental masih menjadi hal tabu, sehingga banyak orang yang mengalami persoalan kesehatan jiwa menjadi ragu untuk mencari pertolongan. Di sini pentingnya dukungan keluarga dan masyarakat menjadi utama untuk mencapai kesembuhan,” kata Direktur RSUD Pasar Minggu dr.Yudi Amiarno di Jakarta, Sabtu (27/4).
Dr. Yudi bersama sejumlah dokter lainnya, seperti dr. Yaniar Mulyantini SpKJ, dr. Poppy Sitepu Sp.KJ serta pimpinan Komunitas Sahitya, Indah Puspita, menjadi pembina Komunitas Sahitya.
BACA JUGA: Stres, Gadis Ini Makan Jarinya Sendiri
Visi Komunitas Sahitya adalah membangun masyarakat yang peduli mengenai pentingnya kesehatan mental di masyarakat. Komunitas Sahitya juga merupakan binaan dari RSUD Pasar Minggu Jakarta.
Dr. Yudi mengatakan, manusia modern sekarang ini memang lebih maju dibandingkan dengan masyarakat tradisional, namun kehidupan yang ada di tengah masyarakat juga semakin kompleks dan rumit.
BACA JUGA: 300 Penderita Gangguan Jiwa Akan Mencoblos di Bogor, Banyak Juga
Beragam persoalan dan tekanan hidup telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan sehingga sebagai konsekuensianya ada sebagian masyarakat yang menjadi rentan terhadap persoalan dan tekanan hidup tersebut.
Sementara itu, dr. Yaniar Mulyantini mengatakan, manusia modern seharusnya bisa berpikir lebih bijaksana dan arif dalam mengatasi persoalan hidup yang ada.
Sayang dalam kenyataannya banyak manusia modern yang memiliki masalah, termasuk ketidakseimbangan diri.
Mereka sangat mudah terserang gangguan-gangguan kejiwaan dan juga menunjukkan ciri-ciri depresi ringan sampai tingkat stres yang tinggi, dan jika tidak ditangani segera justru akan menjadi fatal dan membebani masyarakat itu sendiri.
“Kemajuan teknologi komunikasi, dan keberadaan media sosial telah mengubah gaya hidup dan pola tingkah laku masyarakat sekarang. Kompoleksitas masalah dan adanya kenyataan yang tidak sesuai harapannya membuat masalah gangguan jiwa menjadi semakin meningkat belakangan ini. Bahkan generasi milenail tergolong paling rentan,” kata Yaniar yang juga pelopor terbentuknya Sahitya.
Menurut dr. Yaniar Mulyantini, dukungan keluaga dan masyarakat amat sangat diperlukan untuk mempercepat penanganan dan proses penyembuhannya.
Kata kunci di sini adalah dengan membangun kebersamaan, baik di keluarga maupun komunitas yang saling peduli dengan lainnya.
“Dengan kebersamaan, para pasien maupun orang yang sedang mengalami permasalahan kesehatan jiwa, selalu mendapat dukungan sehingga tidak lagi merasa sendiri. Dengan kebersamaan dan solidaritas, semua dapat melalui fase-fase sulit dalam kehidupan, dan terbantu dengan mendengar pengalaman-pengalaman orang lain,” katanya.
Adapun penyelenggaraan kegiatan Komunitas Sahitya melibatkan beberapa komunitas kesehatan jiwa lainnya seperti IntoThe Light dan ArtGiving.
Kegiatan Sahitya juga didukung oleh beberapa Intansi dalam penyelenggaraannya diantaranya RSUD Pasar Minggu, Antam, Bulog dan Bukit Asam.
Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan Sahitya, di antaranya; Berbagi Cerita: Saling Dukung dan Peduli Kesehatan Jiwa, acara Talk show Kesehatan: Hope not Shame, dan Peer Support: Why and How.
Dalam perkembangannya Sahitya mengundang para pasien, keluarga pasien, dan para relawan peduli kesehatan jiwa serta masyarakat, untuk bergabung bersama dan berbagi bersama–sama mengedukasi dan menyebarkan kesadaran terhadap masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masih Sering Stalking Mantan? Waspada Bisa Depresi
Redaktur & Reporter : Yessy