Libatkan Siswa SMP, Korea Selenggarakan Program Made in Cirebon

Jumat, 15 Oktober 2021 – 15:40 WIB
Rangkaian acara Made in Cirebon yang diinisiasikan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea, Jumat (15/10). Foto: Dokumentasi ARCOLABS

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea (MCST) menginisiasikan bantuan pengembangan resmi melalui program pendidikan seni dan budaya Korea-Indonesia Made in Cirebon.

Untuk mengembangkan program tersebut, MCST melalui Korea Arts and Culture Education Services (KACES) berkolaborasi dengan L’Art Company, ARCOLABS, Pemerintah Kota Cirebon, dan Sinau Art.

BACA JUGA: Pemuda Ini Sebarkan Video Mesum dengan Istri Orang, Pengakuannya Mengejutkan!

Direktur Divisi Sumber Daya Pendidikan di KACES Yujin Hong menjelaskan rangkaian acara Made in Cirebon melibatkan 13 seniman dan sekitar 20 guru serta 175 siswa dari SMPN 1 Kota Cirebon dan SMPN 18 Kota Cirebon pada periode Juli hingga Oktober 2021.

Hong mengatakan proyek tersebut bertujuan untuk menumbuhkan inovasi dan sistem pendidikan seni budaya yang berkelanjutan di Indonesia melalui kerja sama dengan seniman lokal.

BACA JUGA: Korban: Dikasih Uang dan ATM Ditolak, Dia Minta Saya Lepas Baju

"Pendidikan seni dan budaya bisa menjadi metode yang efektif untuk menumbuhkan kreativitas dan imajinasi, kemampuan yang sangat penting, dan bisa mengubah kehidupan seseorang,” kata Yujin Hong secara virtual, Jumat (15/10).

Dalam program itu, ARCOLABS - Center for Art and Community Management sebagai mitra lokal yang menyelenggarakan proyek di Indonesia mengaku menemukan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh pendidikan seni dan budaya di Indonesia seperti alokasi jam pembelajaran juga kurangnya bidang keahlian guru.

BACA JUGA: Festival Film Korea London Bakal Digelar Bulan Depan

Direktur ARCOLABS Jeong Ok Jeon menegaskan program kolaborasi dengan seniman lokal melalui model pembelajaran terintegrasi perlu dilakukan untuk memberikan pembelajaran komprehensif yang diwujudkan pada kelas-kelas seni yang dikembangkan dengan menggabungkan seni media baru, alam dan pengetahuan lingkungan, budaya dan tradisi lokal, musik, seni, sastra, sains, dan seni performa.

"Melalui pendekatan multidisipliner ini, peserta juga bisa memperdalam minat mereka di bidang seni dan budaya, memperluas pengetahuan mereka akan dunia dengan tetap membuka diri untuk mencari solusi terhadap permasalahan komunitas,” ujar Jeong Ok Jeon.

Tema program Made in Cirebon di tahun ini ialah Trust and Growth, yang bertujuan untuk memusatkan perhatian pada kesempatan terjalinnya hubungan kembali setelah pandemi Covid-19, membangun dan mempertahankan rasa percaya, serta mencapai perkembangan diri, baik secara personal maupun profesional.

Kemudian, Sinau Art Founder Nico Broer mengaku merasa tertantang dengan berlangsungnya acara ini di tengah pandemi Covid-19. Terlebih, tahun ini melibatkan lebih banyak guru dan siswa dibanding tahun sebelumnya.

"Berhubung ini adalah tahun kedua, kami lebih percaya diri dibandingkan tahun lalu, tetapi di saat yang sama ada banyak sekali pembelajaran baru tidak hanya terkait eksplorasi teknik atau medium, tetapi juga tentang budaya dan komunitas lain," tutur Nico.

Rangkaian acara Made in Cirebon diakhiri dengan Final Presentation berupa pameran yang menampilkan hasil belajar siswa bersama para seniman terkait pada Jumat (15/10). (mcr9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampus Merdeka: 9 Rektor Perempuan Berkolaborasi Majukan Seni Budaya


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler