jpnn.com, JAKARTA - Komandan Gabungan Relawan Demokrasi Pancasila (Garda Depan) Lieus Sungkharisma mengecam pernyataan Menkopolhukam Wiranto dan eks Kepala BIN AM Hendropriyono. Menurutnya, sikap dua mantan petinggi militer era Orde Baru itu adalah bukti bahwa rezim Jokowi panik.
Lieus mengatakan, rencana Wiranto membentuk tim nasional untuk mengkaji omongan para tokoh seakan hendak menghidupkan masa Orde Baru.
BACA JUGA: Arief Poyuono: Mungkin Wiranto Masih Terjangkit Virus Orde Baru
“Dua puluh tahun reformasi yang menggulingkan rezim otoriter orde baru telah berlalu. Eh sekarang apa yang kita benci di masa orde baru dulu justru mau dilakukan lagi oleh rezim Jokowi,” ujar Lieus, Rabu (8/5).
Lieus pun mengingatkan agar Wiranto tidak mengulang kesalahan yang sama seperti yang dilakukan di akhir tumbangnya orde baru. “Main ancam dan menakut-nakuti rakyat itu adalah cara-cara orde baru dalam meneror rakyat. Pak Wiranto jangan lakukan kesalahan itu lagi. Rakyat sekarang sudah cerdas dan dunia informasi sudah semakin terbuka. Apa yang terjadi hari ini di Indonesia, saat itu juga bisa diketahui oleh dunia,” katanya.
BACA JUGA: Polemik Pilpres 2019: Lieus Anggap Jokowi Presiden Tak Bertanggung Jawab
BACA JUGA: Sandiaga Uno : Itu Cara Zaman Old Bungkam Tokoh
Lieus berharap pemerintah bisa lebih bijaksana menyikapi dinamika yang terjadi di tengah-tengah rakyat. “Jangan main pukul rata sehingga pemerintah justru terkesan panik. Mengkritik kebijakan pemerintah yang salah bukanlah ujaran kebencian, apalagi menghasut. Mengeritik kebijakan pemerintah yang dianggap keliru adalah hak konstitusional setiap warga Negara,” jelasnya.
Selain terhadap Wiranto, Lieus juga menyesalkan pernyataan mantan kepala BIN, AM Hendropriyono yang dianggapnya rasis dan penuh kebencian.
BACA JUGA: Wacana Bentuk Tim Hukum Nasional, Sandiaga: Itu Cara Zaman Old Bungkam Tokoh
“Saya pikir Pak Hendropriyono perlu membuka lagi buku sejarah. Pernyataannya tentang orang Arab menunjukkan betapa dangkal pemahamannya tentang sejarah bangsa ini. Jika ia tak suka pada satu dua orang, ya sebut saja namanya. Tapi tak usah-bawa-bawa etnis dan sukunya,” tambah Lieus.
Melihat dinamika yang ada, Lieus berpendapat bahwa apa yang ada hari ini menunjukkan rezim Jokowi makin panik di akhir-akhir masa kekuasaannya. “Ambisi untuk terus berkuasa membuat rezim ini melakukan segala cara membungkam suara rakyatnya sendiri. Semua pernyataan yang mengkritisi pemerintah dianggap musuh,” katanya. (rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yah, Setidaknya Peluang OSO Lebih Bagus ketimbang Wiranto
Redaktur & Reporter : Adil