Lifting Minyak 2011 Belum Penuhi Target

Jumat, 20 Mei 2011 – 13:57 WIB

JAKARTA  — Pemerintah tampaknya harus bekerja ekstra untuk mengejar target lifting minyak tahun iniDari target 970 barel per hari (Bph), saat ini rata-rata lifting minyak periode Januari-Maret 2011 hanya sekitar 872 Bph

BACA JUGA: Pemerintah Optimis Ekonomi 2012 Membaik

Namun pemerintah tetap optimis, hingga akhir 2011 mendatang, target lifting bisa tercapai.

Dihadapan sidang paripurna di DPR RI, Jumat (20/5), Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjelaskan, sulitnya mencapai target lifting karena terjadinya penurunan produksi hampir di seluruh sumber minyak.

Penurunan ini jelas Agus, disebabkan banyak faktor
Seperti belum optimalnya sumur-sumur baru, terbatasnya investasi di sektor migas, keterbatasan peralatan dan tekhnologi saat ini, cuaca buruk dan perubahan iklim serta dampak penerapan asas cabotage.

Agus juga menyebutkan kendala turunnya lifting minyak, yang disebutnya sebagai faktor alamiah

BACA JUGA: PLN Tender Kabel Jawa-Sumatera 500 kV

Bukan hanya karena penundaan fasilitas produksi saja, tapi juga kurangnya fasilitas produksi apung serta terjadinya kebocoran pipa serta kerusakan pada anjungan KKKS akibat tabrakan.

‘’Sangat banyak sekali kendala yang kami hadapi, namun kami tetap optimis pada akhir 2011 nanti perkiraan lifting tetap sesuai target
Mencapai 945-970 ribu Bph,’’ kata Agus optimis.

Untuk itu kata Agus, pemerintah terus mendorong upaya optimalisasi produksi lapangan yang existing

BACA JUGA: Kalbe Farma Investasi Rp 180 Miliar

Serta meningkatkan koordinasi untuk penyelesaian masalah terkait regulasi, perijinan dan tumpang tindih lahan yang masih terjadi.

‘’Pemerintah juga telah keluarkan PP nomor 20 tahun 2011, tentang angkutan di perairan yang berkegiatan di bidang hulu migasKapal asing dapat dipergunakan selagi belum tersedia kapal berbendera Indonesia yang siap,’’ kata Agus.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Morowali Menyala 24 Jam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler