"Karena lifting dan harga ICP itu akan mempengaruhi kita untuk membahas soal tax ratio yang wajar
BACA JUGA: Tjiptardo Keluhkan Target Tax Ratio
Kalau lifting tidak segera disepakati, maka APBN-P 2010 pun tak bisa dibahas tuntas dari sisi tax ratio-nya," kata anggota komisi XI DPR RI, Melchias Makus Mekeng ketika menerima Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Anggito Abimanyu, Kamis (22/4) saat rapat dengar pendapat membahas tax Ratio.Perihal lifting minyak dan ICP sendiri, Anggito telah membahas asumsi makro untuk penerimaan negara dari sektor migas
BACA JUGA: Fundamen Ekonomi Lemah, Daya Saing Merosot
Asumsi makro dimaksud dari lifting minyak 965 ribu barel per hari, harga ICP USD80 per barel, dan nilai tukar Rp9.300 per USD.Bila asumsi tersebut disetujui dewan kata Anggito, maka total penerimaan migas diperkirakan akan mencapai Rp216,800 triliun yang terdiri PPH migas Rp55,834 triliun, SDA Migas Rp153,135 triliun (minyak bumi Rp113,167 triliun dan gas bumi Rp39,967 triliun), serta PNBP lainnya (DMO) sebesar Rp7,830 triliun.
Sedangkan untuk perhitungan APBN 2010 dengan asumsi lifting minyak 965 ribu barel per hari, harga minyak USD65 per barel dan nilai tukar rupiah Rp10.000 per USD maka total penerimaan migas diperkirakan sebesar Rp174,394 triliun yang terdiri dari PPH migas Rp47,023 triliun, SDA Migas Rp120,529 triliun (minyak bumi sebesar Rp89,226 triliun dan gas bumi Rp31,303 triliun), dan PNBP lainnya (DMO) sebesar Rp6,840 triliun.
Asumsi harga minyak yang digunakan oleh skenario tersebut sebesar USD80 per barel dengan mempertimbangkan fluktuasi harga minyak dunia yang berada di atas USD80 per barel
‘’Tapi kita masih menunggu persetujuan dewan untuk kesepakatan soal lifting dan ICP ini
BACA JUGA: 800 Pegawai Bappenas Belum Terima Remunerasi
Asumsi mana yang akan digunakan(Yang penting), kalau target lifting tidak tercapai, ya pasti tambah defisit dan kita (pemerintah) bisa tekor," katanya.(afz/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... 2015, Pertamina Hentikan Impor BBM
Redaktur : Tim Redaksi