Penanganan Gempa, Jepang Ahlinya

Jumat, 11 Maret 2011 – 22:45 WIB
JAKARTA—Gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang, Jumat (11/3) mengingatkan rakyat Indonesia pada musibah yang sama, 26 Desember 2004 laluNamun meski sama-sama negara yang rawan bencana, harus diakui Jepang jauh mengalahkan Indonesia

BACA JUGA: Wikileaks Sebut Korupsi, Kiemas Menutup Diri

Kesiapsiagaan Jepang menghadapi bencana gempa dan tsunami, tentu dapat menjadi pelajaran bagi Indonesia untuk meminimalisir korban jiwa.

Tahun 2004, saat gempa berkekuatan 9,3 Skala Richter (SR) di 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer terjadi, Indonesia harus berduka untuk waktu yang lama
Gempa disusul tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas, 140.000 orang hilang dan 1.126.900 orang kehilangan tempat tinggal akibat disapu ombak tsunami setinggi 9 meter dalam waktu sekejap.

Bencana ini merupakan tragedi kematian terbesar sepanjang sejarah Indonesia

BACA JUGA: Aktifis 98 Bela SBY dari Tudingan Koran Australia

Tsunami di Samudera Hindia inipun memakan korban jiwa hingga ke negara tetangga seperti Sri Langka, India, dan Thailand serta negara pesisir lainnya
Korban jiwa tak terhindari karena kurangnya peringatan dini dari pemerintah.

Namun dari catatan beberapa kali sejarah gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang, jumlah korban jiwa bisa jauh ditekan

BACA JUGA: JN Dukung Menlu Minta Klarifikasi AS

Gempa yang terjadi Jumat (11/3), masih dilaporkan ‘hanya’ memakan korban jiwa dalam hitungan puluhanBahkan gempa yang terjadi dua hari sebelumnya, Rabu (9/3) dengan kekuatan awal 7,3 SR, tidak berhasil membawa korban jiwa.

Untuk mewaspadai gempa dan tsunami, Jepang memang patut dijadikan guruJepang selalu belajar dari kesedihan akibat gempa Kanto yang terjadi tahun 1891Gempa 120 tahun lalu yang berkekuatan 7,9 SR itu, menewaskan sekitar 140.000 orang di wilayah sekitar Tokyo.

Sejak itulah, dalam perkembangan kota bahkan negaranya, Jepang yang kemudian dikenal sebagai negara gempa dan angin Topan akhirnya membuat skema pembangunan mengikuti alamMungkin di dunia, hanya Jepang yang memiliki Kementrian Penanganan Bencana (Disaster Management Ministry) yang setiap tahunnya memiliki anggaran beratus-ratus miliarKarena di Jepang, 5 persen dari APBN mereka wajib untuk antisipasi bencana guna melindungi sekitar 127 juta rakyatnya dari dampak bencana yang bisa terjadi kapan saja.

Bandingkan dengan Indonesia, meski berada di jalur bencana dan memiliki penduduk hampir 229 juta jiwa, anggaran antisipasi bencana hanya dianggarkan Rp100 miliar saja di 2011Sebelumnya di tahun 2010, anggaran bencana malah cuma Rp50 miliarBisa terbayang bukan, berapa jumlah anggaran saat tsunami Aceh menerjang Indonesia tahun 2004 lalu?

Kembali pada Jepang, negara ini juga membuat jalur-jalur evakuasi gempa yang modern termasuk membuka taman-taman yang luas di setiap titik kota untuk titik berkumpulJepang juga membangun seluruh gedung-gedung tinggi dan perkantoran, bahkan rumah penduduk dengan disain anti gempaSistem antisipasi gempa dini (Early Warning System) selalu bekerja jauh sebelum bencana meneror warga.

Subway kereta api yang digunakan hampir 70 persen untuk transportasi rakyat Jepang dan reaktor nuklir juga langsung mati otomatis begitu ada gempaSekitar 4 juta lift di gedung tinggi juga langsung berhenti begitu gempa terjadiJepang juga memiliki pembangkit listrik khusus saat bencanaBahkan antisipasi mengatasi gempa menjadi salah satu kurikulum wajib bagi siswa sekolah dasar di JepangLatihan antisipasi gempa dan tsunami, selalu dilakukan berkali-kali.

Sejak tahun 1960, pemerintah Jepang pun menetapkan tanggal 1 September sebagai Hari Pencegahan Bencana untuk memperingati gempa bumi besar KantoPeringatan ini juga untuk mengingatkan rakyat Jepang tentang pentingnya persiapan menghadapi bencanaKarena itulah, rakyat Jepang sudah sangat terbiasa sekali menghadapi bencana karena setiap tanggal 1 September di berbagai tempat di Jepang diadakan latihan menghadapi bencana gempa bumi dan juga tsunami.

Pakar gempa Danny Hilman Natawijadja dari Laboratorium Gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada JPNN mengatakan, Indonesia harusnya belajar dari JepangApalagi jumlah korban jiwa akibat bencana gempa dan tsunami Aceh jauh lebih besar dari bencana gempa Kanto yang membuat Jepang banyak belajar.

‘’Jauh sekali, jauh sekali antara Indonesia dengan JepangMereka lebih dari segi infrastruktur, perhatian pemerintah dan kesadaran rakyatnyaIndonesia bisa saja mengejarnya, tidak ada kata terlambatHarus berani menyiapkan anggaran yang besar, jika ingin menghindari jatuhnya korban jiwa yang lebih besar jugaBencana tidak bisa ditebak kapan datangnya,’’ kata DannyJika Jepang bisa mengambil pelajaran berharga dari gempa Kanto, apakah Indonesia bisa belajar dari bencana tsunami Aceh tahun 2004 lalu? Mari kita tunggu bersama.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MK Sebut Lily Wahid Sah Saja Di-Recall


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler