jpnn.com, PYONGYANG - Korea Utara menggelar latihan militer besar-besaran dalam rangka ulang tahun ke-85 militernya, Selasa (25/4) kemarin. Unjuk gigi! Mereka pamer kekuatan di tepi Pantai Wonsan.
Berdasarkan keterangan pejabat Korut kepada CNN, itu merupakan latihan terbesar yang pernah dilakukan negara yang dipimpin Kim Jong-un tersebut. Sekitar 300 hingga 400 senjata artileri jarak jauh yang dilibatkan. Jong-un hadir saat latihan berlangsung.
BACA JUGA: Pyongyang Dituduh Tahan Dosen Amerika Serikat
Kim Jong Un. Foto: Reuters
BACA JUGA: Giliran AS Uji Coba Rudal
Aksi tersebut berbarengan dengan latihan bersama militer Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) di Laut Kuning. Di hari yang sama, kapal selam USS Michigan milik AS yang bisa membawa misil balistik dan misil penjelajah juga merapat di pelabuhan Korsel. ”Militer kami memonitor secara ketat pergerakan militer Korut,” bunyi pernyataan dari kantor kepala staf gabungan Korsel.
BACA JUGA: Korea Utara Terus Bertingkah, Jepang Siagakan Pasukan
Sekitar 300 hingga 400 artileri jarak jauh terlibat dalam latihan angkatan bersenjata Korea Utara di Pantai Wonsan. Foto: AP
Kantor kepresidenan Korsel langsung menggelar rapat darurat untuk membahas masalah Korut. Korsel pantas panik. Selama ini Korut memang kerap unjuk kekuatan militer, tapi tidak pernah sebesar kali ini. Terlebih, latihan kali ini bersamaan dengan memanasnya hubungan antara Korsel-AS dan Korut.
Alex Neill, dosen senior di International Institute for Strategic Studies Asia, mengungkapkan bahwa latihan yang dilakukan Pyongyang adalah pesan untuk Seoul. Korut ingin mengingatkan bahwa sebagian besar wilayah Korsel masuk jangkauan artileri Pyongyang. Jadi, jika sampai diprovokasi, Korut bisa menyerang Seoul dan kota-kota di sekitarnya dengan mudah.
Demonstrasi militer Korea Utara di Pantai Wonsan. Foto: AP
Korsel juga harus waspada karena nuklir dan senjata kimia bisa ditembakkan dengan artileri yang dipakai latihan oleh Korut. ”Karena Korut memiliki stok senjata kimia terbesar, artileri bisa digunakan untuk menembakkannya. Gas sarin tidak harus dijatuhkan (dari pesawat, Red),” ujar Neill.
AS menanggapi serius masalah di Semenanjung Korea. Kemarin (26/4) Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, Menteri Pertahanan Jim Mattis, Direktur Intelijen Nasional Dan Coats, serta Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford menggelar rapat masalah Korut di Gedung Putih dengan seluruh anggota Senat AS. Belum diketahui hasil dari rapat tersebut.
Secara de jure, Korsel dan Korut masih berperang. Sebab, Perang Korea tidak pernah benar-benar berakhir. Kedua negara hanya sepakat untuk gencatan senjata sejak 1953. Karena itu, ketegangan terus menjalar di kedua pihak. Saling gertak dengan pamer kekuatan militer juga kerap terjadi. Namun, ketegangan meningkat sejak Donald Trump dilantik sebagai presiden AS. (reuters/cnn/sha/c10/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korut Mau Serang AS, Jepang Siap Evakuasi Warganya di Korsel
Redaktur & Reporter : Adek