Lihat nih, Gadis Cantik Ini Tidur 40 Kali Sehari, Diduga karena Suntikan Vaksin Flu Babi

Kamis, 18 Juni 2015 – 15:55 WIB
Lucy Tong, kadang saat berbicara dengan rekan-rekannya selalu mengantuk dan kelihatan seperti seorang yang mabuk.

jpnn.com - BEDFORD - Bersemangat dan ambisius, mimpinya adalah merantau dan ingin kuliah di universitas favoritnya. Tapi harapan Lucy Tonge, 18, ini hancur karena kondisi medis yang di deritanya.

Seperti dilansir Daily Mail, remaja ini menderita masalah otak yang menyebabkan dia tiba-tiba tertidur hampir 40 kali sehari dan sering kelihatan mengantuk. Ia mengidap penyakit otak yang dikenali sebagai narkolepsi itu setelah dia mendapat suntikan vaksin flu babi sekitar lima tahun lalu.

BACA JUGA: Kekeringan Parah, Seluruh Masyarakat Korut Terancam Kelaparan

Penyakit itu dapat menyerang kapan saja walaupun ketika itu dia sedang berjalan, berbicara mengemudi atau membaca buku. Lucy berkata, dia juga jarang keluar rumah atau melakukan aktivitas seperti remaja lain karena risau keadaan itu dapat membahayakan dirinya.

BACA JUGA: Galang Dana untuk Syuting Film Dewasa di Luar Angkasa

Ketika berbicara dengan rekan-rekan saya dapat menjadi terlalu mengantuk dan kelihatan seperti seorang yang mabuk. "Saya juga dapat tertidur ketika melakukan apa pun aktivitas seperti bermain piano dan jalan-jalan di taman," katanya.

Menurutnya, keadaan itu menyebabkan dia tidak dapat mengemudikan kendaraan karena bimbang dia mungkin tertidur ketika sedang mengemudi.

BACA JUGA: Parah! Muslim Uighur Dilarang Puasa, Toko Harus Jualan Alkohol

Doktor yang merawatnya memastikan vaksin flu babi yang dikenali sebagai Pandemrix yang diterimanya ketika berusia 13 tahun adalah penyebab penyakitnya tersebut.

"Keluarga saya menggugat pemerintah karena menyebabkan penyakit ini, tetapi pengadilan baru-baru ini menolak gugatan tersebut dengan alasan keadaan tidak membahayakan saya," ujarnya.

"Bagaimanapun, karena penyakit ini menyebabkan peluang saya menyambung perkuliahan ke universitas menjadi terganggu," jelasnya.

Juru bicara pemerintah saat menanggapi gugatan ini mengatakan, "Keputusan klaim memperhitungkan keadaan individu masing-masing kasus dan bukti medis terbaru yang tersedia." 

Seorang juru bicara pembuat Pandemrix ini, GlaxoSmithKline, mengatakan, "Kami secara aktif meneliti mengamati hubungan antara Pandemrix dan narkolepsi. Kami sangat menjaga keselamatan pasien dengan serius."

Narkolepsi terjadi ketika neuron otak yang mengatur siklus tidur-bangun telah rusak. (ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nyapres Bermodal Rp 120 Triliun, Donald Trump Yakin Kalahkan ISIS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler