jpnn.com - BANYUWANGI – Seorang polisi bertugas sembari mengalungkan ular sanca albino di lehernya. Dialah Aiptu Partika Budi Santoso, anggota Satlantas Polres Banyuwangi, yang biasa dinas di traffic light Sukowidi, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Jatim.
Meski ular sepanjang empat meter itu bergelayutan di lehernya, Partika tidak mengalami kerepotan. Kedua tangannya masih lancar mengarahkan arus lalu lintas di sekitarnya.
BACA JUGA: Eksekusi Belum Pasti, Tapi Ada Tambahan Jumlah Peti Mati
Suami Wahyu Wonowati tersebut punya alasan kuat di balik tindakannya. Dia ingin masyarakat mencintai satwa, termasuk ular. ’’Jika kita menghargai lingkungan, habitat akan memberikan manfaat kepada kita,’’ ujarnya.
Polisi asal Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, itu memang dikenal sebagai penakluk ular. Beberapa kali dia dimintai tolong untuk mengevakuasi ular yang masuk gedung atau rumah warga. Nah, sebagian di antara ular-ular tersebut dia pelihara. ’’Saya tidak ingin hewan-hewan itu ditangkap dan dibunuh,’’ tegas dia.
BACA JUGA: Lesus Ngamuk, Puluhan Rumah Porak Poranda
Total, polisi yang pernah bertugas di Timor-Timur (kini Timor Leste) pada 1993–1999 tersebut memiliki empat ular, termasuk sanca albino dan sanca jawa.
Dia juga memelihara binatang lain seperti luwak dan linsang. Sebenarnya Partika juga pernah memiliki dua ular kobra. ’’Setelah lama saya pelihara, dua ular kobra itu dilepas karena menggigit tangan saya,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Gagal Bunuh Diri, Udin Malah Meninggal di Kursi
Meski digigit, polisi berusia 42 tahun tersebut tidak terluka serius. Dia sudah punya cara khusus dalam mengatasi ular berbisa. Rasa cinta terhadap satwa membuat Partika harus merogoh kocek dalam-dalam.
Untuk memenuhi kebutuhan hewan piaraannya itu, dia bahkan mengeluarkan duit jutaan rupiah. ’’Sebulan habis Rp 2 jutaan,’’ ungkapnya lantas tersenyum lebar. (ton/aif/JPNN/c14/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Misteri Tewasnya Perawat, Brigadir ND Disanksi Kasus Asmara
Redaktur : Tim Redaksi