Lihat...Banjir Setinggi Pinggang Rendam Pasar Youtefa

Selasa, 26 Januari 2016 – 09:48 WIB
Banjir melanda Distrik Abepura, Jayapura, termasuk di kawasan Pasar Youtefa. Foto: dok/Cenderawasih Pos

jpnn.com - JAYAPURA - Banjir merendam Pasar Youtefa, Abepura, Jayapura, usai hujan deras mengguyur Kota Jayapura dan sekitarnya sejak Minggu (24/1) malam hingga Senin (25/1) dini hari. 

Banjir memang sudah berulang kali terjadi sejak pasar ini dioperasikan, dan kali ini membuat pedagang di pasar tersebut merugi jutaan rupiah.

BACA JUGA: Dor! Polisi Ditembak saat Ambil Uang di ATM

Ketinggian air yang menggenangi Pasar Youtefa menurut beberapa pedagang sudah setinggi pinggang, hampir mencapai dada orang dewasa. Air yang menggenangi Pasar Youtefa ini berasal dari luapan drainase yang ada di dalam pasar. Kondisi  ini makin diperrah dengan jebolnya talud yang sementara dibangun di dekat Pasar Youtefa yang mengakibatkan air dari Jalan Baru Youtefa masuk ek dalam pasar. 

Idris salah seorang warga yang tinggal di dalam lokasi pasar mengatakan, banjir yang terjadi di awal tahun ini bukan hal baru bagi para pedagang. Sebab kondisi ini sudah sering terjadi apabila hujan deras melanda Kota Jayapura. “Jadi kalau sudah hujan deras seperti tadi malam, kami sudah siap-siap amankan barang kami,” tuturnya, seperti dikutip dari Cenderawasih Pos, Selasa (26/1). 

BACA JUGA: Hobi Selfie, Jabatan Kepala SKPD Terancam

Marni salah seorang pedagang sembako mengharapkan pemerintah dapat segera mengambil tindakan ril. Pasalnya banjir yang sudah menjadi ‘langganan’ Pasar Youtefa membuat ia dan pedagang lainnya rugi. “Setiap banjir barang jualan kami terendam air, ini sudah tentu membuat kami rugi,” sesalnya. 

Akibat banjir yang menggenangi Pasar Youtefa, para pedagang utamanya pedagang sayur, buah-buahan dan bumbu dapur berjualan di pinggir Jalan Baru Pasar Youtefa. Hal ini mengakibatkan arus lalu lintas di Jalan Baru Youtefa sedikit tersendat.    

BACA JUGA: Sinyal Sekda Bela Terdakwa Gratifikasi Penerimaan CPNS

Sementara Kepala UPT Pasar Youtefa, Tonce Sibri yang dihubungi via ponselnya mengatakan dari keseluruhan lokasi pasar yang terendam, terminal merupakan tempat yang paling parah karena menjadi tempat terendah. Di lokasi ini air bisa mencapai pinggang orang dewasa. 

Mengenai air yang masuk ke pasar, Tonce mengatakan hal tersebut terjadi karena tembok yang menjadi penahan air sudah roboh sehingga air kiriman dari Kotaraja bermuara di pasar. Tonce menyebut bahwa seharusnya dalam pembuatan talud atau drainase yang sedang dikerjakan saat ini juga memikirkan soal tembok penahan air.

“Ini yang dibangun drainase dan tidak melihat tembok yang sudah roboh, seharusnya temboknya dulu yang diperbaiki jadi ketika banjir tidak separah ini,” imbuhnya.

Banjir terparah yang melanda Pasar Youtefa menurut Tonce terjadi pada tahun 2002, saat itu ketinggian air mencapai 2 meter. “Ini masih lebih baik, 2002 lalu mencapai 2 meter dan itu benar-benar melumpuhkan,” tuturnya. 

Selain pedagang di Pasar Youtefa yang mengalami kerugian, petani sayur di areal perkebunan sayur di Jalan Baru Pasar Youtefa juga mengalami kerugian yang tak sedikit. Pasalnya kebun sayur mereka yang siap panen hampir dipastikan gagal panen lantaran terendam banjir. 

“Sudah, ini bisa dibilang kami gagal panen dan rugi di depan mata. Sedih sekali karena hanya ini mata pencarian kami,” kata Yoseph salah seorang petani sayur. 

Yoseph sendiri memiliki 18 bedeng yang ditanami kangung dan sawi. Untuk jenis sawi ia pastikan tak ada yang bisa diselamatkan sedangkan kangkung ia juga belum yakin ada yang masih bisa dijadikan uang.

“Saya sejak 2006 disini dengan 8 bedeng. Untuk satu bedengnya bisa menghasilkan sekitar Rp 1 juta jadi kalikan saja, itupun belum dengan petani lain. Dulunya juga pernah banjir tapi air hanya lewat. Kali ini yang parah sekali, air tergenang dan debitnya tinggi sekali,” jelas Yoseph. 

Ia beberapa kali juga menyebut bahwa setelah pembuatan drainase inilah air langsung menggenangi ladangnya. “Di ujung atas dan bawah posisinya tinggi tapi yang tengah sini rendah sekali jadi air turun ke ladang kami,” kesalnya. 

Yoseph menyebut bahwa di lokasi perkebunan sayur ini sejatinya tak hujan. Hujan justru turun dari areal Skyline hingga Kotaraja dan imbas debit air tersebut yang beluber menghantam lahan perkebunan. (ade/fia/dill/nat/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kecolongan Gafatar, DPRD Usul Perda Pengetatan Warga Masuk Kalbar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler