Lily Wahid: Adhyaksa Punya Jiwa Pemimpin, Bersih dan Nasionalis

Minggu, 22 November 2015 – 08:56 WIB
Adhyaksa Dault. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Lily Wahid ternyata juga mengagumi karakter Adhyaksa Dault. Tak heran, adik mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid itu memberikan dukungannya pada Adhyaksa untuk maju dalam Pilkada DKI 2017.

"Jika Adhyaksa maju, saya akan pilih dia. Saya melihat, dia pengin perubahan yang semakin baik. Dia memiliki jiwa kepemimpinan, bersih, nasionalis, dan tidak sembunyi-sembunyi. Bicaranya juga blak-blakan saja. Semua potensi untuk memimpin Jakarta sudah ada dalam dirinya,” ujar Lily, Jumat (20/11).

BACA JUGA: Ahok: Kalau Sekda DKI Terlibat UPS, Pak Lasro Bohongi Saya

Tokoh wanita Nahdatul Ulama itu juga menyampaikan pesan pada Adhyaksa jika terpilih sebagai Gubernur DKI. Yakni masalah pembelajaran kebangsaan di Jakarta.

"Sebab, boleh dibilang saat ini kebangsaan di masyarakat Jakarta sudah memudar, bahkan sudah mulai hilang,” ujar Lily.

BACA JUGA: Ubah Anggaran Seenaknya, Banggar DPRD DKI Sebut Pemprov Salah Mekanisme

Selain itu, Lily juga meminta mantan Menpora tersebut terus mengembangkan toleransi. "Sebab saat ini, di Jakarta, saya lihat intoleransi itu sudah dalam tahap mengerikan. Jadi toleransi harus menjadi hal utama yang juga dikembangkan oleh Adhyaksa,” ujar Lily.

Lily bukanlah satu-satunya tokoh yang mendukung Adhyaksa. Mantan Sekjen Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Victus Murin juga turut memberika dukungan.

BACA JUGA: Kepala Dinas Dicecar Pemangkasan Anggaran

"Tidak ada rasisme atau SARA dalam dirinya. Pak Adhyaksa ini seorang nasionalis religius. Itu terbukti sejak mahasiswa, masuk KNPI, menjadi Menpora dan sampai saat ini. Sudah 20an tahun kami berteman. Saya tak melihat ada rasis dalam dirinya. Makanya kami heran dan kaget kok dia dibilang rasis,” ujar Victus.

Mantan Sekjen Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Nikson Gans Lalu juga ikut mendukung Adhyaksa.

“Pak Adhyaksa tidak pernah mempersoalkan agama. Iya dia muslim, tetapi dia juga bersaudara dengan Kristen dan saudara-saudara agama lain. Terbukti dari sepanjang hidupnya, dia begitu mencintai keberagaman Indonesia ini,” ujar Nikson.

Dia menambahkan, selama menjabat jadi Menpora, Adhyaksa tak pernah menghalangi nasionalisme Indonesia.

“Dua orang Muslim dia biayai dengan uang dari kantongnya sendiri untuk berangkat ibadah haji ke Makkah. Dua orang juga dia berangkatkan ke Lourdes bagi yang Katolik, dan ke Jerusalem bagi yang Kristen Protestan. Diperlakukan sama. Saya kira tudingan dia rasis, itu tidak berdasar,” ungkap Nikson. (ip/jos/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah Loh, Sistem e-Budgeting Pemprov DKI Kecolongan Rp23 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler