Lima Fakta Unik Kasus Penculikan Mahasiswi Fakultas Kedokteran

Selasa, 13 September 2016 – 07:17 WIB
Pelaku saat menjalani reka ulang dalam kasus penculikan mahasiswi Fakultas Kedokteran Unsoed. Foto: Dimas Prabowo/ Radar Banyumas/JPNN.com

jpnn.com - PURWOKERTO – Setidaknya ada lima hal unik di balik peristiwa penculikan Sofia Nur Atalina, mahasiswi Fakultas Kedokteran Unsoed.

Pertama, ternyata pelaku tidak bisa menggunakan mobil type Matic Honda Brio milik korban.

BACA JUGA: LAKNAT! Empat ABG Perkosa Siswi SMP di Malam Takbiran

Masruri, ayah Sofia mengatakan, dari pengakuan anak kesayangannya, ternyata selama sekitar tujuh jam penculikan, pelaku selalu menuruti kemauan Sofia. 

Awalnya, memang Sofia memberitahukan cara menggunakan mobil matic milik Sofia.

BACA JUGA: Ditanya Kasus Perkosaan, Mantap Banget Jawaban Aa Gatot

"Pelaku ternyata belum bisa menggunakan mobil matic, sehingga Sofia sempat memberitahukan cara penggunaannya," ucapnya.

Dia menjelaskan, hal itu dilakukan demi keselamatan dan keamanan Sofia. 

BACA JUGA: Gatot Brajamusti jadi Imam Salat Berjamaah

Kedua, Sofia juga sempat dibelikan pulsa oleh pelaku.

"Waktu itu, Sofia disuruh untuk menelephone orang tua agar mengirimkan uang sebesar Rp 60 juta. Namun, Sofia beralasan tidak memiliki pulsa sehingga salah seorang pelaku membelikan pulsa kepada anak saya," tuturnya.

Kepada Radarmas (Jawa Pos Group) Masruri mengungkapkan, ketika Sofia menelephone minta dikirim uang, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. 

Sehingga, dia meminta kepada anaknya untuk berfikir tenang dan cerdas agar keberadaannya cepat ditemukan.

"Akhirnya dia mengulur waktu agar polisi cepat menemukan keberadaannya,” terangnya.

Ketiga,  karena cara mengemudi pelaku yang kurang baik, menyebabkan Sofia mengalami mabuk kendaraan. 

“Hal itu, memaksa pelaku berhenti agar Sofia hilang mabuknya," ungkapnya.

Selama dalam perjalanan, Sofia mengalami beberapa kekerasan fisik. Antara lain, dipukul, ditendang dan ditampar.

"Namun Alhamdulillah dari pengakuan Sofia, dia tidak mengalami kekerasan seksual ataupun percobaan perkosaan dan kejahatan keji lainnya," paparnya.

Keempat, pelaku tidak tahu cara menggunakan ATM.

Dalam perjalanan membawa korban, pelaku sempat mengecek saldo ATM milik Sofia sebanyak tiga kali. Hal itu, dilakukan setelah Sofia menghubungi ayahnya dan meminta kiriman uang.

Sebelumnya, pelaku tidak tahu cara menggunakan ATM. Setelah lama mencari keberadaan ATM sesuai bank yang digunakan Sofia, pelaku kebingungan.

"Sofia memberitahu bahwa ATM miliknya bisa digunakan di mana saja dalam ATM Bersama. Hal itu Sofi lakukan, untuk mengulur waktu dan memperlambat gerak penculik, supaya keberadaannya bisa terdeteksi petugas," imbuhnya.

Kelima, menurut cerita Sofia, dia sempat diancam bahwa pelaku membawa senjata api di dalam mobil. Namun, karena menguasai dan paham seluk beluk mobilnya, Sofia tidak terpengaruh.

"Pelaku mengatakan bahwa mereka membawa pistol yang ditaruh di dalam mobil, saat ada bunyi sesuatu, pelaku mengatakan bahwa itu adalah suara pistol yang disimpan. Namun, Sofia paham bahwa suara tersebut adalah bunyi dari peralatan mobilnya," pungkasnya. (mif/sam/jpnn) 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Hari Hilang, ABG Ini Ketemunya di Septic Tank Tetangga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler