Lima Gajah Ditemukan Mati di Inhu

Sabtu, 27 November 2010 – 18:42 WIB
RENGAT - Lima ekor gajah ditemukan mati di Desa Pauh Ranap, Kecamatan Peranap, Kabupaten Inhu, RiauHewan yang dilindungi ini ditemukan warga Jumat (26/11) di sekitar areal kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI), di atas areal eks Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT International Forestry Aquatik (IFA) yang dikelola PT CSS.

Belum diketahui pasti penyebab kematian kawanan gajah yang banyak terdapat di sekitar kawasan hutan tersebut

BACA JUGA: IAIN Ancam PTUN-kan Bupati

Hanya saja, diperkirakan hal tersebut tidak terlepas dari konflik yang terjadi antara masyarakat dan gajah di kawasan tersebut.

Kepala Seksi Perlindungan BKSDA Wilayah Indragiri, Parmohonan Lubis yang dikonfirmasi tadi malam membenarkan temuan kematian gajah tersebut
"Ya, saya baru mendapatkan laporan dari Kapolsek Pauh Ranap

BACA JUGA: Warga Bentrok Diupayakan Damai

Tapi saya belum mendapat kepastian penyebabn kematian dan areal pastinya
Hanya saja, saya perkirakan lokasinya berada di sekitar kawasan HTI perusahaan yang berbatasan dengan perkebunan masyarakat," ungkap Lubis.

Di kawasan tersebut, dijelaskan dia, terdapat sekitar 40-an ekor gajah terdiri dari 25 ekor gajah dewasa dengan ukuran besar, 10 ekor ukuran sedang serta 5 ekor berukuran kecil atau remaja dengan usia diperkirakan mulai dua tahun hingga 40 tahun

BACA JUGA: Bentrok 2 Kampung, 4 Warga Tewas

Hanya saja, dia belum bisa menjelaskan, apakah gajah yang mati tersebut masuk kelompok dewasa, sedang atau anakan.

"Besok pagi saya akan turun bersama tim dan Kapolsek juga pemerintah setempatJadi besok kita baru bisa memberikan kepastian detailnya," ungkapnya.

Camat Peranap Drs Hariyandi MSi dikonfimasi Riau Pos, Jumat (26/11) malam mengatakan, warga menemukan lima ekor gajah sudah mati di Dusun Lubuk Kandis Desa Pauh RanapJarak antara yang satu dengan yang lain tidak berjauhan.

Dirinya menerima informasi ini pada Jumat (26/11) siang dari Kades Pauh Ranap Amri, bersama warga setempatNamun belum bisa diketahui apa penyebab matinya hewan berbelalai panjang iniBegitupun tanggal pasti kematian gajah ini belum diketahuiNamun dari kondisi gajah tersebut saat ditemukan warga kemungkinan baru mati beberapa hari lalu.

Pihak kecamatan sendiri sudah menyampaikan laporan ini ke Bupati Inhu di Pematangreba, serta sudah melaporkan hal tersebut ke KSDA setempat"Penyebabnya belum bisa diketahui, ini bukan kewenangan kita menentukannya," jelas Camat.

Di tempat terpisah Kapolres Inhu AKBP Hermansyah SIK dikonfirmasi melalui telepon selulernya, membenarkan hal tersebutDimana ada sebanyak 5 ekor gajah yang mati di Dusun Lubuk Kandis Desa Pauh Ranap Kecamatan Peranap Inhu.

Menurut Kapolres pihaknya sudah menurunkan anggota ke TKP guna mengetahui lokasi kematian hewan bertubuh tambun iniBahkan sebut Kapolres, anggota Polsek Peranap juga sudah turun Jumat (26/11) ke TKPTapi belum bisa dilihat lebih dekatKarena kawanan gajah yang lain masih ada di sekitar lokasi itu"Penyebabnya belum bisa dipastikan," ungkap Kapolres.

Kapolres mengatakan sejumlah personil polisi akan turun kembali bersama tim dari Kabupaten InhuKarena untuk mengetahui penyebabnya harus melalui otopsiDitanya apakah kemungkinan sengaja dibunuh karena diracun atau lainnya, Kapolres menegaskan sejauh ini belum bisa dipastikan penyebabnya.

Bupati Inhu Yopi Arianto SE, saat dikonfirmasikan melalui Kabag Humas Setdakab Inhu Hendri SSos membenarkan hal tersebut"Sudah ada informasi dari Camat Peranap ke BupatiIni juga sudah disampaikan ke Dinas Kehutanan Inhu," jelas Kabag Humas.

Berdasarkan info dari Dinas Kehutanan Inhu sebutnya, Dinas Kehutanan sedang membentuk tim yang akan turun ke lokasiDijadwalkan Sabtu (27/11) tim ini akan turunBersama ini nanti akan turun tim investigasi dan medis untuk proses otopsi gajahPihaknya akan mengusut kematiaan gajah tersebutGuna menentukan apakah ada unsur kesengajaan dalam matinya kawanan gajah liar ini.

Lebih jauh tentang gajah di sekitar Pauh Ranap, P Lubis menyebutkan, sejauh ini, kawasan hutan di sekitar eks HPH PT IFA ini memang cukup banyakJumlahnya sekitar 40 ekor dan hidup secara berkelompokSelama ini, mereka hidup disekitar aliran sungai yang terletak di kawasan tersebutHanya saja, dalam beberapa waktu terakhir, kawasan hutan ini terus mengalami kerusakan, selain alih fungsi sebagai kawasan HTI.

"Banyak masyarakat pendatang hadir di kawasan tersebut dan membuka perkebunanMereka membangun mulai dari 10 sampai 100 hektare perkebunan kelapa sawitJumlahnya cukup banyak dan saat ini, di sepanjang aliran sungai yang menjadi tempat hidup kawanan gajah ini sudah banyak ditanami sawit tersebutSeperti diketahui, gajah hidup di kawasan yang menjadi home range nya, dan hampir setiap hari masyarakat bisa betemua gajah yang masuk areal perkebunan," papar dia.

Karena sering bertemu, gajah-gajah ini tidak lagi takut kepada manusia dan sudah sering terjadi konflik karena banyak perkebunan tersebut juga dirusak gajahTerakhir, ditambahkan Lubis, sekitar tahun 2009, ada satu orang warga yang bermukim di kawasan itu meninggal karena amuk gajahSemenjak itu, suasananya memang memanas.

Hanya saja, disebutkan Lubis, dia tidak berani memastikan kalau kematian gajah itu karena diracun atau penyebab lain"Kita lihat dulu di lapangan, baru kita pastikan penyebabnya apa," ucap dia(bud/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buruh Disiksa, Penegakan HAM Lemah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler