Lima Penderita DBD Meninggal Dunia di Jambi

Jumat, 01 Maret 2019 – 03:15 WIB
Pasien DBD. ILUSTRASI. Foto: Dok. Radar Gresik/JPNN.com

jpnn.com, JAMBI - Sejumlah rumah sakit di Kota Jambi banyak menangani pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Dominan penderitanya adalah anak-anak. Bahkan, di Provinsi Jambi, ada 5 penderita yang meninggal dunia akibat DBD.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, hingga minggu kedua, dalam bulan ini (Februari, red) terdapat 57 kasus DBD yang berhasil dihimpun dari Kabupaten/Kota.

BACA JUGA: Pemerintah Anggarkan Rp 21 Miliar untuk Perbaiki Jalan Jambi-Tembesi

Hal ini disampaikan oleh Samsiran Halim, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Dia mengatakan kasus paling banyak justru ada di bulan Januari. Karena bulan Januari merupakan musim hujan dengan curah hujan sangat tinggi. Tercatat sekitar 300-an kasus DBD dari seluruh kabupaten/kota.

Dan yang paling banyak, menurutnya masih dari Kota Jambi. Sedangkan data terakhir untuk bulan Februari sendiri baru diketahui hingga minggu kedua saja. “Bulan Februari sudah menurun jumlah kasusnya, baru masuhk data di Minggu kedua” katanya.

BACA JUGA: Kejari Jambi Musnahkan Kulit Harimau, Narkoba dan Gading Gajah

Namun untuk penetapan Kasus Luar Biasa (KLB) sendiri Samsiran menyebut belum ditetapkan oleh pihaknya. Karena untuk itu perlu peningkatan signifikan. "Peningkatan memang ada cuma belum dua hingga tiga kali lipat , sebagai syarat ditetapkannya KLB," ujarnya.

Sepanjang 2019 ini, kata dia tercatat lima orang meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Yang ditengarai karena Dengue Shock Syndrome (DSS) yang artinya mengalami syok atau renjatan, lalu penyebab lainnnya terlambat membawa ke rumah sakit.

BACA JUGA: Residivis Curanmor Ditembak Kakinya Saat Beraksi di Sarolangun

“Penyebab meninggal itu ada dua kemungkinan. Karena Dengue Shock Syndrome (DSS) DBD atau terlambat membawa ke rumah sakit,” katanya.

Samsiran menyebut, lima korban meninggal akibat DBD itu berasal dari Kota Jambi dan Kabupaten Bungo. Pada bulan Januari lalu, meninggal tiga orang. Masing-masing dua orang dari Kota Jambi dan satu orang dari bungo. Sementara bulan Februari ini, dua orang meninggal yang keduanya berasal dari Kota Jambi.

Terkait penyebab meninggalnya sendiri Samsiran menjelaskan jika pasien terkena DSS DBD, memang sulit untuk menyembuhkan. Karena menurutnya sistem kekebalan tubuh sangat lemah. Sementara jika terlambat membawa ke RS, juga akan berakibat fatal dan menyebabkan pasien meninggal dunia. Untuk obat DBD baru sendiri dia menyebut memang tidak ada jenis baru. Karena DBD merupakan penyakit yang disebabkan virus.

“Jadi kalau sudah terhenti virusnya akan sehat kembali, kita juga tidak dapat obat jenis baru untuk sekarang,” sampainya.

Dia juga mengatakan, jika memasuki musim hujan, memang selalu terjadi peningkatan jumlah kasus DBD. Ini disebabkan karena penumpukan sampah yang dibuang sembarangan, kemudian menampung air hujan setiap hari.“Apalagi botol air mineral. Karena nyamuk demam berdarah ini suka di genangan air yang bersih,” katanya.

Selebihnya pihaknya juga menghimbau agar masyarakat tidak mengandalkan fogging untuk membasmi nyamuk demam berdarah atau Aedes Aigepty. Karena terlalu sering fogging, akan meningkatkan resistensi nyamuk terhadap obat itu. Sehingga nyamuk akan kebal terhadap fogging.

Yang paling efektif, adalah pencegahan dilakukan oleh masing-masing masyarakat. Yakni dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara Menguras, Menutup, dan Mengubur (3M) Plus. Plus, artinya dengan melakukan upaya lain, seperti memasang kelambu ketika tidur atau memelihara ikan yang bisa memakan jentik-jentik nyamuk.“Makanya fogging tidak dianjurkan. Yang paling efektif adalah PSN dengan cara 3M Plus,” sampainya.

Sebelumnya untuk data tahun lalu sendiri tercatat sebanyak 802 kasus DBD . Dengan rincian pada bulan Januari tercatat sebanyak 95 kasus, bulan Februari 51 kasus, Maret 45 kasus, April 51 kasus, Mei 49 kasus, Juni 38 kasus, Juli 34 kasus, Agustus 86 kasus, September 82 kasus, Oktober 74 kasus dengan 1 kasus meninggal, November 102 kasus dan Desember 95 kasus serta 1 meninggal.

Di bagian lain, pantauan koran ini di RS H Abdul Manap Kota Jambi, rata-rata per hari ada satu pasien DBD yang menjalani rawat inap. Berdasarkan data, pada Januari ada 21 orang penderita DBD yang menjalani rawat inap di RS HAM, sementara Februari hingga tanggal 23 ada sebanyak 15 pasien.

“Pasiennya tidak terlalu banyak, rata-rata sehari ada 1 pasien. Tidak sampai kamar penuh karena penderita DBD,” kata dr Yulinda, Kabid Pelayanan RSUD HAM.

Dari jumlah pasien yang dirawat di RS HAM kata Yulinda, tidak ada kasus yang sampai meninggal.

“Kasus meninggal di RS HAM tidak ada,” katanya.

Sementara, berdasarkan data Dinas Kesehtaan Kota Jambi, Januari hinggga 24 Februari 2019 tercatat sebanyak 4 orang meninggal akibat DBD di Kota Jambi. 4 korban tersebut diantaranya di daerah Eka Jaya, Sipin, Jayapura (Jambi Selatan), dan Pelayangan. Korban masih berusia anak-anak.

Pada Januari ada 149 warga kota Jambi terserang DBD, 2 penderita meninggal. Pada Februari ini tercatat sementara 55 terserang DBD dan 2 meninggal.

"Ada 204 masyarakat yang terserang DBD, dan 4 meninggal akibat DBD," kata Nur Indrayeti Kabid Pencegahan dan pengendalian penyakit Dinas Kesehatan Kota Jambi.

Dikatakannya, empat korban DBD tersebut meninggal saat sedang menjalani masa perawatan di rumah sakit.

"Karena trombosit turun dan harus melakukan transfusi darah," katanya.

Dirinya mengingatkan agar saat musim hujan seperti ini masyarakat jangan meremehkan demam. Karena demam DBD ini biasanya naik turun. DBD ini juga sering berdampingan dengan penyakit seperti tipes, malaria dan cikungunya.

"Bila anak sudah demam langsung dibawa ke Puskesmas atau klinik terdekat. Jangan bisa-bisanya menahan sakit sendiri di rumah dan mencari obat sendiri. Karena ini sangat berbahaya," ujarnya.

Sementara untuk Kota Jambi merupakan salah satu wilayah endemik DBD. Setiap tahunnya dijumpai terjadi kasus penderita DBD. Namun dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, trend penderita DBD mengalami penurunan di Kota Jambi. Tercatat pada tahun 2016 terjadi kasus DBD dengan jumlah penderita sebanyak 567 orang, meninggal 7 orang. Tahun 2017 jumlah penderita sebanyak 142 orang, meninggal 1 orang, dan pada tahun 2018, jumlah penderita sebanyak 220 orang, meninggal 1 orang.

Sementara Maulana Wakil Walikota Jambi mengatakan, pihaknya pada Jumat (1/3) akan melakukan pembersihan secara serentak. Diantarnya dengan melakukan fogging dan pemberian bubuk abate agar jentik nyamuk tidak berkembang.

"Kita juga akan lakukan penguburan barang bekas, agar tidak ada lagi sarang nyamuk. Sehingga nyamuk aedes aegypti tidak berkembang lagi," ujarnya.

Dirinya meminta agar semua masyarakat Kota Jambi untuk membersihkan lingkungan sekitarnya. Seperti menutup bak penampungan air, memberikan abate untuk membunuh jentik nyamuk yang ada pada bak penampungan air, serta fogging untuk membunuh nyamuk yang sudah dewasa.

"Kita minta semuanya berperan. Nyamuk aedes aegypti ini kalau tidak diberantas dari jentiknya akan terus berkembang. Misalnya di RT ini semuanya melakukan pembersihan dan melakukan pencegahan agar tidak terserang DBD, namun RT sebelahnya tidak melakukan demikian, maka ini yang menyebabkan nyamuk aedes aegypti terus berkembang biak hingga penyakit DBD menyerang ke rumah warga. Nyamuk ini bisa terbang dengan jarak 100 meter," jelasnya.

Menurutnya tidak ada obat untuk penyakit DBD. Bila trombositnya turun maka harus memperbanyak minum air putih, diinfus dan minum jus jambu. Sementara bagi penderita yang sudah kekurangan darah harus melakukan transfusi darah.

"Penyakit ini sangat berbahaya sekali, jadi harus diberantas dan masyarakat harus berbuat," pungkasnya. (aba/hfz)

 

Angka Penderita DBD 2019 Provinsi Jambi

• Januari 300-an kasus

• Februari 57 kasus (Sampai Minggu II Februari)

• Tercatat 4 penderita meninggal dunia. 1 dari Bungo dan 4 dari Kota Jambi

 

Angka Penderita 2018

• Januari 95 kasus

• Februari 51 kasus

• Maret 45 kasus

• April 51 kasus

• Mei 49 kasus

• Juni 38 kasus

• Juli 34 kasus

• Agustus 86 kasus

• September 82 kasus

• Oktober 74 kasus (1 meninggal dunia)

• November 102 kasus

• Desember 95 (1 meninggal dunia)

 

Sumber: Dinkes Provinsi Jambi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Tangkap Lima Pelaku Penipuan Online di Jambi


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler