Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Microsoft tertarik bekerja sama dalam pengembangan jaringan broadband yang telah ada di Indonesia
BACA JUGA: PLN Manjakan Pelanggan di Kawasan Industri Karawang
Rencana kerja sama itu difokuskan pada pengembangan jaringan untuk daerah-daerah terpencil dengan pola insentif dari pemerintah."Dana pemerintah atau pihak lain yang masuk memungkinkan investasi di daerah terpencil menjadi menarik karena IRR-nya (investment return ratio) terangkat," kata Hatta Rajasa usai menerima Corporate Vice President Microsoft Corporation Orlando Ayala di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, kemarin (13/6).
Selain itu, lanjut ketua umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini, pihak Microsoft ingin mengembangkan ruang inovasi di Indonesia dengan melakukan pelatihan-pelatihan guna membentuk kewirausahaan
"Bentuk kerja sama itu misalnya di sisi higher education
BACA JUGA: Telkomsel Perbesar Layanan dan Infrastruktur Data
Sebab di situ letak keberhasilan bangsa dalam pengembangan inovasi," jelas Hatta.Dia menjelaskan, pilar ketiga dalam program MP3EI yang disusun pemerintah adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
BACA JUGA: Dusun Kiarajaya Segera Dialiri Listrik
Hanya, pertemuan dengan petinggi Microsoft itu belum sampai membicarakan jumlah investasi yang akan ditanamkan di Indonesia.Orlando Ayala, Corporate Vice President Microsoft Corporation mengakui, perusahaannya ingin dilibatkan dalam program MP3EI yang dirancang pemerintah Indonesia hingga tahun 2025"Kami berharap dapat membantu Indonesia menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada 2025Dan kami diberikan kesempatan oleh Pak Menteri (Hatta Rajasa) untuk mengembangkan teknologi di Indonesia," kata Ayala.
Dalam pertemuan dengan Hatta, Ayala mengungkapkan, dirinya berdiskusi mengenai broadband di Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan negara-negara kawasan ASEAN lainnyaDia menyatakan kesiapan Mocrosoft dalam mendukung perkembangan broadband di Indonesia.
Apabila melihat kebijakan broadband di negara lain, Indonesia memang masih beberapa langkah di belakangJangankan mewujudkan jaringan broadband sebagai fundamental ekonomi utama, akses ke pengguna rumah tangga pun masih sulit dilakukanSelain mahal, kualitas jaringan dan tentu saja peran regulasi masih sangat lemah"Saya pikir akan lebih baik jika sebuah negara mempunyai kebijakan yang mengizinkan koneksi ke broadband," jelas Ayala.
Jika Indonesia tidak menerapkan peraturan tersebut, lanjutnya, perkembangan daerah-daerah terpencil akan terhambat"Jika tidak, Indonesia tidak akan dapat menghubungkan bagian-bagian yang kecil yang akan memberikan keuntungan untuk berpartisipasi dalam pasar ekonomi global," ujarnya.
Dalam agenda kemarin, Hatta juga menerima Chairman of Mitsubishi Coorporation Y Kojima di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (13/6)Pertemuan ini membahas tentang bisnis policy dan aktivitas yang diberikan Mitsubishi di Indonesia setelah gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Jepang beberapa waktu lalu.
Hatta juga menerima President of Chevron Asia Pasific Exploration and Production Company (CAPEP) Melody B Meyer di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (13/6)Pertemuan ini membahas kegiatan investasi yang dilakukan Chevron di Sumatera melalui entitas bisnis PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) sebagai kontributor utama produksi minyak mentah nasional yang menghasilkan 40 persen produksi minyak nasional(dri/ufs/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sequislife Targetkan Premi Rp 2,16 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi