jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kick off Literasi Digital sektor pendidikan.
Acara yang digelar Kamis, 23 Februari secara hybrid di Jakarta Pusat itu diikuti 150 peserta dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta.
BACA JUGA: Kemkominfo Ajak Masyarakat Dukung KUHP Buatan Indonesia
Direktur Pemberdayaan Informatika Bonifasius Wahyu Pudjianto mengatakan Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah lembaga pendidikan, sekolah-sekolah di Indonesia untuk meliterasi masyarakat.
Dia menyampaikan kolaborasi baru saja terjadi saat Kemenkominfo menandatangani 12 Perjanjian Kerja Sama dengan berbagai institut serta perguruan tinggi.
BACA JUGA: Status Literasi Digital Indonesia 2022 Meningkat, Simak Data LengkapnyaÂ
"Kami mengharapkan kampus sebagai jantung dari akademik dan para mahasiswa penerus bangsa, akan meneruskan cita-cita untuk menciptakan Indonesia makin maju,' terang Bonifasius dalam keterangannya, Senin (27/2).
Dia menegaskan Kemenkominfo hadir bersama para pakar untuk memberikan kuliah terbuka, serta melakukan kerja sama dengan kampus melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). Dengan usaha ini, mereka berharap program literasi digital akan tersampaikan kepada para mahasiswa.
BACA JUGA: Status Literasi Digital Indonesia 2022 Masuk Kategori Sedang
"Dengan demikian mahasiswa juga akan memberikan literasi kepada masyarakat,” ujar Bonifasius.
Selain itu, Bonifasius juga menegaskan bahwa Kemenkominfo tidak hanya berkolaborasi dengan kampus, tetapi turut bekerja sama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Dia memaparkan salah satu target Kominfo adalah meningkatkan literasi melalui pengabdian kepada masyarakat supaya mengetahui unsur-unsur literasi digital.
“Harapan kami adalah terjadinya peningkatan indeks literasi digital di tahun 2023 ini," ujar Bonifasius.
Ketua Umum Siberkreasi Donny BU turut menyampaikan bahwa berdasarkan indeks literasi digital tahun 2022, keamanan digital nilai paling rendah.
Jika dilihat hasil indeks, posisi perempuan tidak setara dengan laki-laki. Hal ini perlu diusut penyebabnya, salah satunya dengan dibantu oleh pihak kampus untuk mencari penyebab hal ini, apakah terdapat diskriminasi atau semacamnya,” tegasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad