LNG Tangguh Rugi US$5 Miliar Pertahun

Senin, 21 Juli 2008 – 18:12 WIB

JAKARTA-Kontrak LNG Gas Tangguh di Teluk Bintuni, Papua, menyebabkan kerugian negara  sekitar US$5 Milyar setiap tahunnyaHal disebabkan karena dalam perjanjian kontraknya LNG gas Tangguh yang dipatok mati pada harga US $ 38 per barel

BACA JUGA: Tindak Tegas Pelaku Anarkis Malut

Demikian diungkapkan Kurtubi, pengamat perminyakan nasional dalam 'Seminar Migas untuk Kemakmuran Rakyat: Berlakukan Windfall Tax dan Renegosasi Kontrak Tangguh' di Jakarta, senin, (21/07)
"LNG Tangguh tragedi nasional yang luar biasa

BACA JUGA: Al Amin Pakai Kode Baju dan Tailor

Bayangkan gas kita dijual hanya dengan harga 3 dolar koma 35 sen mmbtu", katanya
Ketika kontrak LNG Tangguh dibuat saat itu memang harga gas sedang turun atau hanya 20% dari harga gas dunia saat ini

BACA JUGA: Azirwan: Saya Korban Kebijakan Pusat

Padahal saat ini harga telah naik mencapai US $ 16 mmbtu seiring dengan naiknya harga minyak duniaMestinya pemerintah bisa meraup untung US $ 6 milyar dolar pertahunSeperti di LNG Bontang yang harganya ditetapkan berdasarkan harga pasarSelain itu Kurtubi juga menekankan bahwa UU Migas No.22 tahun 2001 harus segera diganti, karena banyak pasal yang dinilai merugikan negaraPemerintah sudah menyepakati kenaikan LNG Tangguh dengan China CNNOC (China National Offshore Oil Corporation) ke Fujian sebesar US $ 38 per barel dengan volume kontrak ekspor 2,6 juta ton per tahunSementara anggota komisi VII DPR RI, Tjatur Sapto Edy mengatakan kontrak pemerintah untuk LNG Gas Tangguh menggunakan patokan harga gas yang flat."Tidak ada diseluruh dunia kontrak menggunakan harga flat, ini namanya bahlul"ujarnya pada seminar yang samaPemerintah harus segera merenegosiasi kontrak gas tangguh ini karna berpotensi merugikan negara sagat besar(wid)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemekaran Tunggu Kajian Tim DPOD


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler