Lokalisasi Ditutup, Beginilah Siasat PSK agar Tetap Bisa Layani Tamu

Kamis, 03 Agustus 2017 – 19:49 WIB
Salah satu gang di sebuah lokalisasi di Tegal, Jawa Tengah. Foto: Teguh Mujiarto/radartegal.com

jpnn.com, TEGAL - Sebagian pekerja seks komersial (PSK) yang sebelumnya menjajakan diri di lokalisasi Peleman, Tegal kini kucing-kucingan dengan petugas. Mereka bersiasat untuk tetap bisa beroperasi dan terhindar dari razia.

Kini, para PSK eks Peleman memilih mengontrak rumah ataupun tinggal di indekos. Cara itu lebih aman ketimbang tinggal di warung remang-remang atau bertahan di eks lokasi prostitusi yang masih sering dirazia.

BACA JUGA: Serbuk Kayu Kena Puntung Rokok, Toko Mebel Ludes Terbakar

Lilis (21) adalah salah satu contohnya. PSK asal Indramayu itu mengaku terpaksa merantau untuk mengadu nasib.

Namun, yang diraih bukanlah seperti yang diimpikan. Dia mengaku hanya bisa merasakan hasil dari prostitusi selama enam bulan.

BACA JUGA: Eks Lokalisasi Dirazia Lagi, Ternyata Masih Ada PSK Beroperasi

Kini, dengan penutupan lokalisasi Peleman, banyak penghuninya harus banting setir cara tinggal di indekos atau mengontrak rumah. Menurut Lilis, langkah itu jauh lebih aman karena tinggal di indekos bisa menjalani kehidupan yang lebih tenang tanpa harus merasa cemas bakal terjaring razia.

Tapi, Lilis memang harus merogoh kocek lebih banyak karena mengeluarkan tak kurang dari Rp 500 ribu untuk membayar kamar indekos per bulan. “Tapi kami merasa jauh lebih aman,” katanya.

BACA JUGA: Garam Makin Mahal, Harga Ikan Asin Melejit

Selain itu, Lilis juga beradaptasi dengan warga di sekitar indekos. Sebagai contoh, dia harus mengenakan pakaian yang lebih sopan sehingga tidak terlalu mencolok.

Yang paling penting, dia hanya datang untuk menemui pelanggan ketika pesanan atau order sudah jelas. Lilis melayani tamu hanya di hotel.

“Saya tidak perlu menyebutkan nama hotel atau penginapannya, tapi rata-rata sekarang menjadi lebih ramai pascapenutupan lokasi prostitusi,” jelasnya.

Hal yang sama diungkapkan Tati (23) yang juga PSK eks Peleman. PSK asal Majalengka itu menuturkan, razia yang rutin dilakukan aparat membuatnya dan rekan-rekannya yang masih bertahan harus mencari cara lain untuk mendapatkan penghasilan.

Tati harus membiayai anaknya yang baru naik ke kelas 2 SD. Dia juga memberikan uang tambahan untuk orang tuanya yang hanya bekerja sebagai buruh tandur di Majalengka.

Karena itu Tati tetap harus bertahan. Menjajakan diri masih menjadi pilihan perempuan yang ditinggal kabur suaminya itu.

“Bayar listrik saja sekarang naik mas. Kalau saya pulang, anak dan orang tua saya mau makan apa. Sedangkan suami saya entah di mana sekarang,” tuturnya.(gun/ima/zul/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terbongkar! Dari Luar Panti Pijat, Di Dalam Tempat Maksiat


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler