Lokalisasi Picu Penyebaran HIV/AIDS

Kamis, 24 Maret 2011 – 15:29 WIB

BENGKULU - Sekali lagi rencana pembukaan lokalisasi di Bengkulu mendapat penolakanSecara tidak langsung Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih mengungkapkan, keberadaan Pekerja Seks Komersil (PSK) pada satu tempat selalu terbukti memiliki angka penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) tertinggi

BACA JUGA: Polisi Buru Pengirim Paket Mencurigakan

Hal ini menjadi sebuah alasan, jika ada suatu lokalisasi artinya IMS akan terus meningkat
Begitu juga dengan human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS).

"Para peneliti dan ilmuwan seksual menyimpulkan, pada umumnya pada kelompok PSK presentasi peningkatan IMS seperti spilis dan HIV/AIDS pasti sangat tinggi

BACA JUGA: Gatot Kantongi Keppres sebagai Plt Gubernur

Saya tidak pernah menemukan tempat yang ada kelompok PSK-nya dengan angka IMS rendah
Pasti IMS di sana (lokalisasi) sangat tinggi," ungkap Endang, usai meresmikan klinik layanan IMS di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KPP) Pulau Baai Bengkulu, Rabu (23/3).

Pernyataan Endang mengisyaratkan, keberadaan lokalisasi bukanlah solusi untuk mengurangi angka penderita atau penyebaran HIV/AIDS

BACA JUGA: MUI Datangi Polresta

Sebaliknya ia menilai, peresmian klinik layanan IMS ini dapat menjadi solusi pencegahan penyakit menularIa berharap, pemerintah dan warga Bengkulu dapat memanfaatkan keberadaan klinik IMSMeskipun masih menginduk para Rumah Sakit MYunus (RSMY), keberadaan klinik IMS akan berguna untuk mencegah perkembangan bibit penyakit kelamin menular.

"Klinik IMS sangat baik guna melakukan tindakan pencegahan HIV/AIDSKita jangan menunggu sampai terjadi banyak kasusLebih baik lakukan pencegahan sebelum menjadi bahaya luar biasa," tegasnya

Lebih lanjut dikatakan Endang, yang harus menjadi perhatian pemerintah dan komunitas peduli penderita HIV/AIDS yakni pengetahuan tentang penyakit ini lebih jelasFaktanya, remaja usia 15 tahun ke atas yang memiliki pengetahuan mengenai HIV/AIDS kurang dari 50 persen

Endang menegaskan, pengetahuan HIV/ADIS dan IMS harus diberikan kepada masyarakatSatu hal yang harus dimengerti masyarakat, bagaimana HIV/AIDS bisa tertularTegasnya, jika sudah tahu penyebab penularannya, bisa diantsipasi pencegahannyaDiketahui, presentase penularan HIV/AIDS pada laki-laki sekitar 20 persenJauh lebih besar penularan terhadap perempuan yakni 35 persen. 

"Makin maju daerah maka semakin rentan dengan perubahan gaya hidupRata-rata perubahan itu ke hal yang negatifInilah yang menjadi pekerjaan pemerintah untuk menjaga perubahan gaya hidup pada masyarakatHIV/AIDS menjadi bom waktu yang tidak diketahui kapan meledaknya jika tidak ada antisipasi pemberantasannya," terang Endang.

Sementara itu Kepala Dinas Kesahatan Provinsi Bengkulu Bambang Suseno,  mengungkapkan, penyakit HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu belum menjadi penyakit yang dominanSejak ditemukan pertama kali pada tahun 2001, jika diakumulasikan hingga saat ini telah terjadi 296 kasusPada tahun 2010 lalu terjadi 48 kasusAkan tetapi, kasus ini akan semakin serius jika tidak dilakukan upaya seperti pembukaan klinik IMS

"Selama ini Provinsi Bengkulu hanya memiliki satu layanan terpadu untuk penyakit menularNamun ia berharap pembukaan klinik IMS di KKP masih sebatas perpanjangan tangan dari RSMYSemoga nantinya, ini akan menjadi klinik mandiriKlinik seperti ini merupakan sebuah cara pencegahan HIV/AIDS," ungkap Bambang

Berbeda dengan Bambang, versi LSM KIPAS memaparkan data Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Provinsi Bengkulu sebanyak 467 kasusKasus ini mengalami peningkatan 24,6 persen tiap tahunnyaData ini diperoleh dari kegiatan penjangkauan pada kelompok beresiko"Data yang kami punya sangat jauh berbeda dengan versi dinas kesehatanKami bukan mempermasalahkan jumlahnyaTapi jangan pernah dianggap sepele dengan jumlah yang mereka sebutkan kecil ituTerpenting bagaimana peran pemerintah untuk menanggulangi penyakit ini," tegas Ketua LSM KIPAS, Ronald.

Ia mengharapkan, keberadaan klinik IMS dapat dimiliki oleh setiap puskesmasMenurutnya, klinik ini sebagai sebuah cara strategis penanggulangan HIV/AIDS"Kepedulian itu tidak dengan omongan saja atau dengan seremonial belakaTapi bagaimana pemerintah segera membuat program penanggulangan HIV/AIDS jangka panjang dan jangka pendekSegera anggarkan di APBD buat komitmen lakukan dengan konsisten melibatkan semua lintas sektoralSelama ini odha masih dikucilkan keberadaanya di tenga masyarakatOdha hanya ingin mengajak masyarakat untuk memberantas HIV/AIDS(adn/cuy)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bungkusan Beras pun Dicurigai Bom


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler