Lokasi Ini Khusus Bule, Lokal No Way! Ada Private Party Saat GMT

Selasa, 08 Maret 2016 – 09:06 WIB
Kampung bule di Ngata Baru, Kabupaten Sigi, Sulteng. Orang lokal dilarang masuk. FOTO: Guslan Gumilang/JAWA POS

jpnn.com - SIGI - Pengamatan gerhana matahari total di Ngata Baru di Kabupaten Sigi, Sulteng adalah lokasi yang menjadi favorit para bule. Pemandangan alam yang disajikan sangat indah. Pengunjung bisa menikmati kawasan padang rumput yang membentang hijau. Lantaran letaknya yang tinggi, di area tersebut pengunjung juga bisa menikmati warna biru dari air di Teluk Palu.

Sayang, tidak semua orang bisa masuk ke lokasi itu. Karena hanya dikhususkan bagi warga asing. Rencananya, saat GMT, wisatawan asing menggelar private party

BACA JUGA: Kantor Pos Juga Sediakan Prangko Khusus Gerhana

Hal tersebut dibenarkan pegawai Dinas Pariwisata Kota Palu Novianti. Dia menjelaskan, bukit di Ngata Baru itu sudah disewa sejak dua tahun lalu oleh turis. "Kini wilayah tersebut dikenal dengan kampung bule," ungkapnya.

Sementara itu, Jawa Pos kemarin mencoba berkunjung ke kawasan Ngata Baru tersebut. Dari pusat kota, jaraknya tidak jauh. Hanya 5 kilometer. Sayang, tidak ada angkot untuk menuju lokasi. Yang tersedia hanya taksi dan ojek. Sebab, aksesnya berkelok-kelok dan permukaan jalannya tidak rata. 

BACA JUGA: GMT: Massa HTI Desak Jenis Kegiatan Ini Dicoret Dari Daftar Acara

Area perkemahan wisatawan asing itu tidak bisa dimasuki secara cuma-cuma. Masuk ke mulut desa, pengunjung harus menjalani pemeriksaan ketat. Warga sudah menunggu di depan portal jalan. Jika dirasa alasan cukup bisa diterima, penduduk membiarkan pengunjung melintas. 

Sekitar 100 meter, portal kembali merintangi pengendara. Sama seperti sebelumnya, penduduk lokal memeriksa setiap jengkal pengunjung. Di pintu masuk perkemahan, kembali ada pemeriksaan ketiga. 

BACA JUGA: Pemkot Palu Siapkan 3 Spot Pengamatan GMT

Kali ini penjaganya orang asing berambut gimbal. Dia menjelaskan bahwa pesta itu tidak bisa diliput karena merupakan private party. "Kami tidak ingin dipublikasikan di koran," tegas pria yang enggan mengatakan namanya tersebut.

Jawa Pos sempat memotret kegiatan para turis backpacker itu dari bukit yang lebih tinggi. Terlihat deretan tenda dome warna-warni berjejer. Di tengah area terdapat panggung besar. Terbuat dari bambu. Seperti panggung pertunjukan musik. Ada juga rumah pohon. Sedangkan wisatawan tampak asyik mengobrol dan minum-minum. 

Sabtu (5/3) Radar Sulteng (Jawa Pos Group) sempat masuk ke area itu dan berbincang dengan salah se­orang panitia asal luar negeri yang mengaku bernama Antonie Merger. 

WNA asal Prancis tersebut menyatakan sejak dua pekan lalu berada di lokasi itu untuk mengatur segala persiapan di sana. "Di sini nanti kami akan tampilkan seni instalasi, musik elektro, serta berbagai kegiatan lainnya untuk menyambut GMT," sebutnya.

Menurut Merger, Ngata Baru dipilih karena pemandangan yang indah dan dapat melihat sejumlah view alam. Mulai Teluk Palu, pegunungan, hingga lembah. Selain itu, akses ke rumah sakit maupun kantor polisi serta bandara sangat dekat. "Nanti total ada sekitar 1.500 wisatawan yang datang dan menginap de­ngan tenda sendiri," sebutnya. (aph/jpg/kim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hey..! Papua juga Bisa Nikmati GMT, Ini Jadwalnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler