BACA JUGA: Istana Belum Terima Surat Kongres AS
Walaupun begitu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa mengatakan saat ini pihaknya terus menjalin komunikasi informal dengan pemerintah setempat."Kami sedang bekerjasama dengan pemilik kapal untuk menghimpun data seluruhnya, bagaimana kondisinya, dan kami masih berkoordinasi untuk mengetahui lokasi kapal," ujar Marty dalam jumpa pers di kantor Kemenlu, Jalan Pejambon, Jakarta, Sabtu (19/3) petang.
Kapal berbendera Indonesia, MV Sinar Kudus dibajak 50 perompak Somalia
BACA JUGA: Loyalis Khadafi Tembak Jet Pemberontak
Marty mengatakan, ini bukan kalli pertama ABK Indonesia disandera perompakBACA JUGA: Fukushima Steril dari WNI
"Tentu keselamatan mereka kami utamakan," kata dia.Perompak diperkirakan membajak MV Sinar Kudus sekitar 320 mil timur laut Pulau Socotra pada Rabu (16/3) pagiPerompak juga belum menyampaikan permintaan tebusanTapi informasi yang diperoleh 20 ABK dalam keadaan selamatPT Samudera Indonesia Tbk juga telah mengonfirmasi hal itu dan menyatakan bahwa satu kapal general cargo yakni MV Sinar Kudus berbendera Indonesia memang sedang dalam perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju Rotterdam, Belanda.
Jubir Kemenlu Michael Tene mengatakan, di kawasan tersebut memang sudah sering terjadi pembajakan karena termasuk zona merahSaat ini Kemenlu terus berkomunikasi dengan berbagai jejaring dan organisasi untuk menangani masalah iniFokus pemerintah adalah mengupayakan keselamatan para ABKPemerintah juga telah berkoordinasi dengan pemilik kapal namun belum bisa dipastikan apa saja tuntutan perompak.
Pemerintah mengutamakan diplomasi dalam upaya pembebasan WNI tersebutHal ini belajar pada insiden serupa ketika dua ABK asal Indonesia disandera di kapal milik Korea Selatan Januari laluDua WNI yang menjadi ABK di kapal milik Korsel tersebut dapat dibebaskan, setelah pasukan elit Korsel mengerahkan pasukannyaAlhasil, selain berhasil membebaskan warga Korsel yang menjadi ABK, pasukan Korsel pun berhasil membebaskan WNI yang juga turut disandera.
Banyak pihak menilai pasukan elit Indonesia sangat mampu bertindak sendiri untuk menyelamatkan WNI yang mengalami penyanderaan tersebutSumber daya manusia yang dimiliki Indonesia cukup mumpuni untuk melakukan hal tersebut, tapi selama ini pemerintah cenderung menunggu bantuan negara lain.
Seperti diwartakan, Wakil Direktur Utama PT Samudera Indonesia, David Batubara telah menyatakan perusahaan sempat melakukan komunikasi dengan ABK di hari ketika perompakan itu terjadiWalau dalam kondisi disandera, mereka menyatakan dalam keadaan aman dan baik walaupun kemudian hubungan via telepon itu terputusMenurut David , PT Samudera Indonesia bukan hanya kali ini saja menggunakan jalur perairan Somalia bagi kapal-kapalnya dengan tujuan EropaNamun baru sekali ini mengalami pembajakan di kawasan tersebut(zul/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Radiasi Sudah Cemari Susu dan Bayam
Redaktur : Tim Redaksi