Longsor dan Banjir Terjang Trenggalek, 120 Warga Mengungsi

Senin, 01 Mei 2017 – 13:04 WIB
Bencana tanah longsor. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, TRENGGALEK - Bencana alam menimpa Trenggalek, Jatim. Hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu sore (29/4) kembali membawa malapetaka.

Di beberapa wilayah, terjadi tanah longsor dan banjir.

BACA JUGA: Waspada! Bantaran Bengawan Solo Rawan Longsor

Tanah longsor menimpa Bendungan, Pule, Trenggalek, dan Kampak. Banjir juga menerjang Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan.

Untung, dalam peristiwa kali ini, tidak ada korban jiwa.

BACA JUGA: Ngeri! Sudah Banyak Pengendara Motor Jatuh di Sini

Berdasar informasi yang dihimpun koran ini, tanah longsor yang terjadi sekitar pukul 21.00 tersebut bermula dari hujan deras yang mengguyur lokasi sekitar pukul 18.00.

Akibatnya, sembilan rumah di tiga desa di Kecamatan Bendungan rusak.

BACA JUGA: Tolong..16 Desa Terendam Banjir Sepinggang

Perinciannya, enam rumah di Desa Sumurup, dua rumah di Desa Depok, dan satu rumah di Desa Sengon.

Bencana tersebut juga terjadi di Desa Srabah. Dampaknya, jalur utama Trenggalek-Bendungan tidak bisa dilalui.

"Setelah mendapat informasi, kami langsung terjun ke lokasi," jelas Camat Bendungan Nur Kholik.

Dari hasil pendataan sementara, kerusakan yang terjadi di sembilan rumah itu relatif sama.

Misalnya, beberapa bagian tembok yang retak hingga jebol.

Namun, tiga rumah di Desa Sumurup, masing-masing milik Slamet, Hadi, dan Sikun, rusak parah. Tembok belakang rumah mereka jebol.

Jalur utama ke lokasi tersebut pun masih tertutup longsoran sehingga lokasi hanya bisa dijangkau dengan menggunakan kenda­raan roda dua.

"Saat ini (kemarin, Red), jalur utama masih dibersihkan sehingga harus diberlakukan sistem buka tutup jalur untuk kendaraan roda dua. Roda empat belum bisa lewat," kata Nur.

Karena itu, pembersihan material longsor yang menutup jalur utama diharapkan segera diselesaikan.

Apalagi, pembersihan itu berbarengan dengan pemangkasan tebing.

Sebab, saat terjadi longsor, ada 36 kepala keluarga (KK) atau sekitar 120 jiwa yang mengungsi ke lokasi yang lebih aman, tapi masih satu desa.

Sebab, di atas bukit yang longsor, masih ada retakan yang dapat memicu longsor susulan.

Di lain sisi, banjir terjadi di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan.

Berdasar informasi yang dihimpun, banjir menggenangi empat dusun di desa tersebut.

Yakni, Dusun Wadi Lor, Wadi Kidul, Ngrayung, dan Grojogan. Banjir mulai menggenang sekitar pukul 06.00.

Sebelumnya, hujan lebat mengguyur daerah itu pada Sabtu (29/4) pukul 20.00 hingga Minggu (30/4) sekitar pukul 04.00.

Hujan tersebut membuat air di sungai setempat meluap ke jalan dan masuk ke beberapa rumah penduduk.

"Di sini, banjir mulai surut sekitar pukul 09.00. Tapi, saya tidak tahu di wilayah lain. Sebab, debit air di sungai masih tinggi," ucap Budiyanto, salah seorang warga setempat.

Dia melanjutkan, setelah ada hujan deras lebih dari tiga jam secara terus-menerus, banjir selalu menggenang di wilayah tersebut.

Sebab, posisi daerah itu lebih rendah daripada daerah lain sehingga luapan sungai mudah menggenang.

Karena itu, masyarakat selalu siap dengan berbagai tindakan saat banjir terjadi.

"Untung saja arus air tidak deras sehingga tidak ada korban," tuturnya. (jaz/rka/c23/diq/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada! Lima Lokasi Ini Rawan Longsor


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
banjir   Longsor  

Terpopuler