jpnn.com, JAKARTA - Laporan Global Risk Report 2021 yang diterbitkan World Economic Forum (WEF) menemukan sebanyak 80 persen anak muda di dunia mengalami penurunan kondisi kesehatan mental, terutama selama pandemi Covid-19.
Menurut laporan, salah satu yang memperburuk kondisi tersebut diakibatkan prospek ekonomi dan pendidikan yang terbatas.
BACA JUGA: Konselor Sebut Kesehatan Mental Keluarga Terancam Akibat Pandemi
Hal itu menjadi salah satu permasalahan yang mendapat perhatian khusus dari para praktisi psikologis ataupun pendidikan di Indonesia.
Ketika generasi muda mengalami gangguan kesehatan mental dapat dipastikan akan memengaruhi perilaku dan problem solving mereka.
BACA JUGA: Kasus Pembunuhan 4 Prajurit TNI Memasuki Babak Baru, 6 Tersangka Dikawal Ketat
Gangguan kesehatan mental dipengaruhi banyak hal, dan salah satu faktor terpentingnya ialah lingkungan sekitar.
Maka tak heran anak muda yang mengalami gangguan kesehatan mental banyak memilih untuk mengakhiri hidupnya.
BACA JUGA: Berita Duka, Bripka Joko Supriyanto Meninggal Dunia, Kami Turut Berduka
Melihat kondisi seperti itu, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta menggelar kampanye "Mental Health".
Kampanye itu sebagai bagian dari Kegiatan Kuliah Peduli Negeri (KPN).
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara daring sejak tanggal 18 November sampai 31 Desember 2021.
Kampanye dilakukan menggunakan sosial media Instagram dengan akun “lovingurself”.
Hal itu bertujuan memberikan edukasi kepada para generasi muda melalui konten – konten seputar kesehatan mental yang dikemas secara apik agar menjadi daya tarik.
Konten yang disajikan dikemas sedemikian rupa dengan harapan terjadi diskusi dua arah antara followers dan admin.
Pembahasan difokuskan terkait seputar pentingnya menjaga dan peduli terhadap kesehatan mental dimulai dari diri sendiri.
Ketua kelompok Kuliah Peduli Negeri Universitas Mercu Buana Jakarta Assyifa Destria Ningrum mengatakan berdasarkan data hasil survey GlobalWebIndex (GWI) bahwa Instagram adalah aplikasi yang paling digemari oleh generasi Z (16-23 tahun) sebanyak 24 persen.
Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya menggunakan Instagram sebagai media kampanye tersebut.
“Kampanye ini kami buat bukan hanya sekadar untuk memenuhi mata kuliah wajib kami, tetapi karena kesadaran kami tentang minimnya pengetahuan generasi Z akan pentingnya kesehatan mental serta minimnya tingkat kepedulian terhadap sesama," kata Assyifa dalam keterangannya, Minggu.
Untuk mendukung kampanye tersebut, menurut Assyifa, pihaknya membuat berbagai kegiatan di Instagram Lovingurself, seperti tips, give away, dan promosi lainnya.
"Dengan begitu, kami mengharapkan kampanye ini dapat membantu generasi muda lebih peduli dalam menjaga kesehatan mentalnya, sehingga menjadi generasi yang aktif dan kreatif," pungkas Assyifa. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polda Jabar Dapat Dukungan untuk Memproses Habib Bahar
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha