LSM Asing Penyerang Industri Sawit Nasional Harus Dilawan

Sabtu, 24 Juni 2017 – 15:10 WIB
Ilustrasi kelapa sawit. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR Firman Subagyo mengatakan, lembaga swadaya (LSM) asing yang sering menyerang industri sawit nasional perlu dilawan.

Untuk itu, pemerintah diharapkan lebih serius membela industri sawit yang terbukti berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

BACA JUGA: Baleg Siap Kaji Aturan Hak Angket

"Saya kira, kampanye hitam dari LSM asing ada motif bisnis. Ya, harus dilawan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima JPNN, Sabtu (23/6).

Dari beberapa LSM asing, Mighty Earth (AS) dan AidEnvironment (Belanda) diduga rajin menebar informasi miring soal industri kelapa sawit di Indonesia.

BACA JUGA: Regulasi Baru Gambut Bisa Lahirkan Efek Domino

"Ke depan, DPR ingin sektor ini dilindungi. Makanya kami dorong lahirnya UU Perkelapa sawitan yang saat ini sedang dibahas di DPR," papar Firman.

Menurut Firman, industri sawit memiliki potensi ekonomi yang mumpuni.

BACA JUGA: Tolak LSM Asing, Habib Salat Jenazah di Depan Kantor Greenpeace

Dari ekspor sawit, terkumpul devisa sebesar USD 20 miliar per tahun.

"Sawit menjadi salah satu potensi pengurangan pengangguran. Kelapa sawit juga dapat menjadi jawaban untuk keseimbangan antara Pulau Jawa dengan luar Jawa", kata Firman.

Ke depan, lanjut Firman, penjualan industri kelapa sawit kepada pihak asing perlu dibatasi.

"Namun, bila yang sudah berjalan tidak ada masalah, terkecuali yang baru. Dan, UU Perkelapa Sawitan yang dirancang DPR, sudah hampir 90 persen. Ini harus dikebut kalau tidak kita akan jauh ketinggalan dari Malaysia," kata Firman.

Sementara itu, Ketum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, perlu kesolidan untuk melawan kampanye hitam (black campaign) dari LSM asing.

Sri Adiningsih yang menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menyampaikan, industri sawit Indonesia berpeluang menjadi nomor satu di dunia.

"Sawit di Indonesia penting sekali dalam pembangunan di Indonesia. Saya yakin dan sudah melihat sendiri, sawit itu perkembangannya luar biasa. Banyak menyerap tenaga kerja. Apalagi ekspor sawit terus meningkat. Kita menjadi salah satu pengekspor terbesar di dunia. Namun, sampai saat ini, sawit belum sampai diolah sampai ke sektor hilir," papar Sri.

Menurut Sri, produktivitas perkebunan sawit, khususnya milik rakyat masih rendah.

Perkebunan sawit rakyat terhampar cukup luas, namun hasilnya belum maksimal dibandingkan milik swasta.

Di Papua, pertumbuhan perkebunan kelapa sawit cukup tinggi.

Alhasil, perekonomian masyarakat di sana, bergerak positif. Demikian pula penyerapan tenaga kerjanya cukup tinggi.

Terkait kampanye hitam, Sri menilainya sebagai tantangan.

Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar di dunia membuat kompetitor merasa tak nyaman.

Mau tak mau, mereka melancarkan kampanye negatif, termasuk dengan melibatkan LSM. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler