Sebuah LSM berbasis di Australia Barat bernama Indonesia Institute mengambil inisiatif untuk membentuk sebuah kelompok kerja untuk menjaga hubungan baik kedua negera, khususnya di sektor ekonomi dan perdagangan.

Menurut Ketua Indonesia Institute Ross Taylor, pokja ini nantinya akan terdiri atas pemangku kepentingan dari kedua negara termasuk kalangan peternak, eksportir dan akademisi.

BACA JUGA: Seorang Dosen di Australia Minta Mahasiswa Indonesia Tidak Masuk ke Kelasnya

Ia mengatakan pokja ini akan berusaha mencegah dan meminimalkan adanya dampak kerugian ekonomi menyusul pelaksanaan eksekusi terpidana mati Bali Nine.

Ross Taylor pernah ditunjuk  oleh Gubernur Jenderal Australia sebagai Member of the Order of Australia atas jasanya dalam hubungan kedua negara. Ia juga dipilih oleh pemerintah Indonesia pada Juli 2013 sebagai Presidential Friend of Indonesia.

BACA JUGA: Tony Abbott: Indonesia Pahami Kemarahan Australia

"Ide awalnya adalah melibatkan tokoh-tokoh non-politik yang memiliki kaitan kuat dengan Indonesia," katanya.

"Pertama kita bisa membangun kembali hubungan setelah kejadian ini. Kedua dan lebih penting lagi, bagaimana memberi nilai tambah pada bisnis dan perdagangan kita," jelas Ross Taylor.

BACA JUGA: Monash Uni Terbitkan Buku Terlengkap Yang Memuat Semua Karya Kartini

"Ada kesempatan besar bagi Australia di Indonesia. Ini hampir terlewatkan karena Indonesia kini melihat ke utara bukan ke selatan," katanya.

"Kini saatnya karena Indonesia memiliki sekitar 100 juta penduduk yang naik kelas menjadi kelas menengah dalam 10 hingga 15 tahun mendatang,' jelas Ross Taylor.

Ia menjelaskan pembentukan pokja ini masih berupa ide awal yang konsepnya didiskusikan oleh sejumlah kalangan di Australia.

"Bentuknya sama sekali belum formal," jelasnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... 20 Mahasiswa Indonesia Belajar Menunggang Kuda di Darwin

Berita Terkait