jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) terus berupaya membangun peradaban melalui masjid dengan menginisiasi silaturahmi nasional dan pelatihan bagi takmir masjid di wilayah Jabodetabek.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program penyiapan 1.000 takmir masjid se-Indonesia hingga akhir 2024, dengan tujuan mendorong digitalisasi dan optimalisasi Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS).
BACA JUGA: Heru Budi Resmikan Masjid Ar-Raudhah, Baznas Bazis DKI Salurkan Bantuan Rp 6 Miliar
Nantinya, kegiatan ini diharapkan dapat mewujudkan masjid yang lebih mandiri secara finansial serta program-program yang variatif dan relevan dengan kebutuhan umat.
Selama tiga hari, dari 7 hingga 9 September 2024, lebih dari 400 takmir masjid dari wilayah Jabodetabek mengikuti pelatihan. Program ini bertujuan meningkatkan kompetensi takmir dalam pengelolaan masjid, dengan fokus pada penggunaan teknologi dan kepatuhan terhadap regulasi pengelolaan ZIS.
BACA JUGA: Kiai Maman Berharap Masjid Suluk Mizani Jadi Pusat Edukasi dan Ekonomi Umat
Ketua LTM PBNU H. Mokhamad Mahdum, menekankan pentingnya penguasaan teknologi, terutama bagi takmir masjid di kota-kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Mahdum juga menjelaskan bahwa LTM PBNU tengah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Masjid NU (SIMASNU) sebagai bagian dari arahan PBNU untuk melakukan transformasi digital.
BACA JUGA: Gelar Simposium Internasional Masjid Inovatif, Kemenag Ajak Masyarakat Menulis Paper
"Aplikasi SIMASNU akan mengintegrasikan berbagai informasi penting dari masjid, mulai dari jadwal sholat, pengajian, hingga laporan keuangan dan aset wakaf. Hal ini akan memungkinkan sinergi dan optimalisasi setiap kegiatan di masjid," ujar Mahdum, dalam keterangannya, Minggu (8/9)>
Menurut Mahdum, aplikasi ini akan menjadi salah satu pilar penting dalam ekosistem masjid. SIMASNU akan mempermudah masyarakat mendapatkan informasi tentang aktivitas masjid di sekitar mereka, baik itu masjid di perumahan, perkantoran, maupun pusat perbelanjaan.
"Dengan ini, diharapkan masjid akan menjadi rumah kedua bagi masyarakat, bukan hanya tempat sholat, tetapi pusat peradaban," tambahnya.
Langkah ini juga mendapatkan apresiasi dari Kementerian Agama (Kemenag). H. Akmal Salim Ruhana, Kasubdit Kemasjidan Kemenag mengapreasiasi inisiatif LTM PBNU yang turut memperkuat dakwah masjid secara profesional, moderat, dan berdaya.
"Dengan dakwah yang rahmatan lil alamin, jati diri masjid akan semakin kuat dan kembali menjadi rujukan utama kegiatan masyarakat," ujar Akmal.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen LTM PBNU dalam merawat masjid dan membangun peradaban melalui pendekatan digital, demi kemajuan umat dan kemandirian masjid di Indonesia. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh