LTTMF 2.0 Sukses Digelar, Seniman: Pintu Kreasi Musik Tradisi Makin Terbuka Lebar

Kamis, 11 Agustus 2022 – 11:27 WIB
LTTMF 2.0 yang digelar Kemendikbudristek dan Rumah Karya Indonesia di Toba berjalan sukses. Foto: Kemendikbudristek

jpnn.com, TOBA - Perhelatan Lake Toba Traditional Music Festival (LTTMF) 2.0 sukses digelar selama tiga hari pada 5-7 Agustus.

Penyelenggaraan pentas musik dan budaya dari Tanah Batak itu menyedot apresiasi dari peserta maupun masyarakat.

BACA JUGA: Kemendikbudristek dan Rumah Karya Indonesia Gelar LTTMF 2.0 di Toba

LTTMF 2.0 merupakan bagian dari program Festival Musik Tradisi Indonesia (FMTI) yang digagas Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Rumah Karya Indonesia melibatkan masyarakat setempat dan komunitas terkait.

Selain penampilan 30 seniman dan musisi lokal yang membawakan lagu-lagu tradisi yang mencirikan keaarifan lokal budaya Tanah Batak, musisi ternama Ipang Lazuadi menjadi bintang tamu dalam perhelatan LTTMF 2.0 kali ini.

BACA JUGA: Brimob Bawa Koper dari Rumah Irjen Ferdy Sambo, Mau Tahu Isinya? Lihat Tuh

Komposer dari Marsada Band Amput Sidabutar mengatakan banyak karya musisi dari kawasan Toba yang akhirnya mampu tersalurkan karena difasilitasi Kemdikbudristek dan Rumah Karya Indonesia.

“Pemerintah, dalam hal ini Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek membuka pintu kreasi kepada musisi dan seniman dari Toba untuk menampilkan karya terbaiknya. Apa yang selama ini terpendam dan belum banyak diketahui masyarakat, melalui LTTMF 2.0, akhirnya terungkap bahwa musik tradisi dari seniman Toba juga adalah unggulan,” ucap Amput yang tampil pada FMTI Toba, Selasa (9/8).

BACA JUGA: Dikaitkan dengan Ferdy Sambo dalam Kematian Brigadir J, Irjen Fadil Bertemu Nyoman

Amput menegaskan pentingnya masa depan budaya, seperti musik, tarian, bunyi-bunyian, agar tetap dilestarikan untuk aset kekayaan bangsa Indonesia.

Dengan begitu, Amput melanjutkan, kelak generasi penerus Indonesia tetap memiliki kebanggaan terhadap warisan budaya masing-masing daerahnya.

LTTMF 2.0, bagi seniman dan musisi lokal, lanjut Amput, merupakan upaya mengenalkan apa saja musik tradisional yang ada di Toba sehingga menjadi transfer pengetahuan agar dirawat oleh generasi penerus.

“Kiranya penting diketahui oleh generasi penerus apa saja seni budaya di Toba yang selama ini menjadi turun temurun sehingga nantinya mampu dikembangkan sesuai konteks zamannya namun tidak menghilangkan makna dan ciri tradisi daerah Toba,” ujarnya.

Amput berharap ajang FMTI yang memamerkan khazanah budaya Toba dapat terus bergulir dan lebih luas lagi cakupannya.

Amput mengemukakan jika bisa seni budaya musik Toba juga dapat dipentaskan di kancah festival level internasional dengan difasilitasi pemerintah.

Salah satu pengunjung LTTMF 2.0 asal Pulau Samosir Ismail menuturkan event LTTMF 2.0 menjadi kebanggaan untuk masyarakat di kawasan Toba, sebab, menyebarkan nilai-nilai budaya kepada khalayak di luar daerah.

“Jadi kebanggaan khusus karena ada festival budaya musik Toba yang ditunjukkan ke masyarakat lainnya. Supaya (masyarakat) lainnya mengetahui bahwa Toba amat kaya beranekaragam budaya musik tradisi,” imbuh Ismail.

Dalam LTTMF 2.0, musisi dan seniman dari kawasan Toba membawakan sejumlah karya musik dipadu dengan bunyian khas lokal.

Selain itu juga dipentaskan opera yang diperankan oleh sekelompok ibu-ibu di kawasan Toba.

Pembukaan LTTMF 2.0 secara langsung dihadiri oleh Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan Kemdikbudristek Ahmad Mahendra dan Bupati Toba Poltak Sitorus.

LTTMF 2.0 menghadirkan musisi nasional yang telah terkenal sejak lama dengan mahakaryanya yakni Ipang lazuardi.

Dalam LTTMF 2.0 juga mengadakan paket wisata budaya yang diinisiasi Rumah Karya Indonesia dan 1000Tenda agar dapat menyaksikan event di tiga desa secara serentak.

Sebanyak 650 paket wisata diambil dari wisatawan Bukittinggi, Medan, Binjai, dan beberapa daerah lainnya. (rhs/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa SMP Tewas Ditusuk di Sekolah, Pelakunya Tak Ada yang Menyangka


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler