Luhut Beberkan Strateginya Mengawasi 9 Provinsi yang Jadi Atensi Jokowi

Jumat, 18 September 2020 – 23:19 WIB
Luhut Panjaitan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan strategi dirinya dalam penanganan Covid-19 di sembilan provinsi, kontributor terbesar kasus wabah tersebut.

Ke sembilan provinsi itu meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, dan Sumatera Utara juga Papua.

BACA JUGA: Alasan Presiden Memerintahkan Luhut Cs Mengawasi 9 Provinsi Ini

"Saya diperintahkan presiden mengkoordinir di delapan provinsi, sembilan sebenarnya, yang berkontribusi 70 persen dari total kasus di Indonesia," katanya dalam jumpa pers virtual penanganan COVID-19, Jumat (18/9).

"Saya bekerja sama dengan Kepala Satgas Jenderal Doni dan Menkes Terawan dan target dua minggu ke depan ada beberapa hal yang sudah kami coba rumuskan."

BACA JUGA: 12 Jam Mendaki Bukit, Polisi Temukan Ladang Ganja di Tengah Kebun Kopi

Luhut menjelaskan, pihaknya akan mendorong perubahan perilaku masyarakat lebih cepat lagi untuk melaksanakan protokol kesehatan.

Tim juga harus bisa mendorong penurunan penambahan kasus harian, serta mendorong tingkat kesembuhan dan menurunkan tingkat kematian.

BACA JUGA: Pak Luhut Bicara soal UMKM, Optimistis Banget soal Target

"Dan kelima penurunan mortality case (kasus kematian). Dari lima hal ini, diterjemahkan ke depan apa-apa yang dilakukan dan sekarang sedang jalan," katanya.

Luhut menyebut periode dua hingga tiga bulan ke depan merupakan masa kritis penanganan COVID-19, sebelum vaksin mulai didistribusikan.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan perlu upaya lebih tegas untuk mengubah perilaku masyarakat menyusul kenaikan kasus yang cukup signifikan di bulan September. Kendati demikian, ia mengklaim jumlah angka kesembuhan terus mengalami kenaikan.

Menurut Luhut, kondisi tersebut begitu paradoks. Pasalnya, ekonomi tidak bisa dibiarkan dibatasi terlalu lama. Namun, membuka ekonomi pun justru membuat kasus semakin tinggi, sementara vaksin hingga saat ini belum tersedia.

"Sekarang ketatkan lagi, ini sebenarnya seni, seperti science dan art bagaimana memelihara keseimbangan antara penanganan COVID-19 dan ekonomi sekaligus juga menunggu masa critical dilewati dengan adanya vaksin dan obat," imbuhnya.

Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu juga mengaku tidak ada hal istimewa yang dilakukannya.

"Jadi agar teman-teman media mengetahui bahwa tidak ada hal istimewa yang saya lakukan. Jadi kalau ada yang bilang (saya) bukan epidemolog, memang betul. Tapi saya dibantu banyak orang-orang pinter, orang-orang berkualitas yang membantu saya. Saya hanya manager," tuturnya.

Mantan Menko Polhukam itu berharap jika masa kritis bisa dilewati, maka pada tahun depan Indonesia diharapkan berada pada kondisi yang baik.

Namun, Luhut mengingatkan agar seluruh lapisan masyarakat harus kompak dan tidak saling menyalahkan atau menuduh sana sini.

"Tenang saja, kami selesaikan ini dengan baik. Bahwa ini akan kami upayakan untuk betul-betul jangan sampai ada outbreak. Itu aja tugas kami sampai nanti vaksin," pungkasnya. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler