jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia harus dilakukan secara berkesinambungan.
Dia menyebut pengembangan ekosistem kendaraan listrik tidak bisa selesai hanya dengan kepemimpinan satu presiden.
BACA JUGA: Masyarakat Banyak Membeli Kendaraan Listrik Lewat Tokopedia
"Jadi, negara ini sama-sama atur buat lebih efisien. Itu yang penting, kemajuan. Sekali lagi, ini nggak bisa selesai dengan satu presiden, bisa beberapa presiden. Yang penting, koridor pelihara bersama. Jangan hanya mimpi, tetapi harus lakukan perubahan sana-sini," kata Menko Luhut di sela acara peluncuran purwarupa Battery Asset Management Services (BAMS) yang merupakan kolaborasi pihak Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan konsorsium kendaraan listrik roda dua di Jakarta, Senin malam.
Dia mengingatkan bahwa pemerintah telah memulai berbagai program termasuk elektrifikasi kendaraan.
BACA JUGA: Mulyanto Sebut Subsidi Orang Miskin Lebih Perlu Ketimbang Pembelian Kendaraan Listrik
Saat ini meluncurkan program bantuan untuk masyarakat yang bertujuan mempercepat adopsi kendaraan listrik.
Dia lantas mencontohkan pentingnya membangun ekosistem kendaraan listrik, salah satunya lewat investasi baru industri aluminium di Jawa Timur yang membutuhkan pasokan energi sebesar 4 gigawatt.
BACA JUGA: Airlangga: Indonesia Siap Pasok Baterai Kendaraan Listrik ke Amerika Serikat
Sementara Indonesia, kata Luhut, memiliki 437 gigawatt potensial dari clean atau green energy. Saat ini ini masih kelebihan sebesar 5,2 gigawatt.
"PLN pasti akan lebih sehat. Bayangkan, tahun lalu kami pusing karena PLN mesti bayar subsidi Rp 47 triliun dari kelebihan 5,2 gigawatt. Kalau kelebihan ini habis dan kami ambil, akan menghemat 47 triliun," ungkapnya.
Lebih lanjut, Menko Marves menegaskan kendaraan listrik tidak hanya berbicara tentang kendaraan itu sendiri, tetapi juga seluruh ekosistem pendukung.
Dia menjelaskan bahwa Indonesia terus berupaya agar sebanyak 10 persen dari populasi EV akan terwujud pada 2030 mendatang.
"Jadi, proyek ini berkesinambungan, tidak bisa satu term presiden selesai, tidak akan. Ini jangka panjang, jadi kita semua harus kompak. Bangsa ini maju kalau bersatu. Kalau ada tuding-tuding ini bikin perubahan hal baru, nggak usah aneh-aneh, biasa-biasa saja," tutup Luhut dengan tegas. (jpnn/Antara)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Dorong Kendaraan Listrik untuk Angkutan Umum, Ini Tujuannya
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian