Luhut Ditantang Debat oleh Pentolan SEMMI, Ferdinand Membela, Begini Kalimatnya

Kamis, 08 Juli 2021 – 18:16 WIB
Ferdinand Hutahaean komentari pernyataan pentolan PB SEMMI yang menantang Luhut Binsar Panjaitan berdebat soal masuknya WNA saat PPKM Darurat. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Ferdinand Hutahaean angkat bicara merespons pernyataan Ketua Umum Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia (SEMMI) Bintang Wahyu Saputra yang menantang debat Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Luhut ditantang debat oleh pentolan SEMMI itu terkait masuknya warga negara asing (WNA) di tengah PPKM Darurat yang berpotensi membawa Covid-19 varian Delta.

BACA JUGA: Perkiraan Ferdinand soal Jumlah Mahasiswa Ingin Jokowi Mundur, Sebegini...

"Komentar ketua SEMMI itu menunjukkan bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang asas resiprokal. Dia hanya tahu ada orang asing datang di saat PPKM, meski sebetulnya kedatangan itu juga bukan saat PPKM," ucap Ferdinand Hutahaean kepada JPNN.com, Kamis (8/7).

Sebelumnya, Luhut ditantang debat lantaran menilai ada pihak yang tidak tahu masalah asal ngomong soal masuknya TKA. Sebab, kedatangan WNA sudah sesuai prosedur.

BACA JUGA: Fadli Zon Bereaksi Keras Terhadap Komentar Luhut Tentang TKA China

Ferdinand menilai yang dimaksud Luhut soal jangan asal ngomong bila tidak tahu aturannya sudah tepat.

Sebab, katanya, asas resiprokal itu kan berlaku dan warga Indonesia yang menjadi TKI di luar negeri juga banyak. Maka orang asing juga kan tidak bisa kita tutup, tidak boleh jadi TKA di Indonesia.

BACA JUGA: Para Wanita Ini Dibawa dari Tempat Spa di Semarang, Lihat Penampilannya

"Bayangkan kalau TKI kita diperlakukan negara asing seperti celoteh-celoteh yang ada sekarang salah satunya dari ketua SEMMI ini. Berapa juta orang Indonesia di luar yang jadi TKI? Dia harus tahu tentang itu, jangan hanya asal ngomong," tutur Ferdinand.

Lagipula, Ferdinand menyatakan di timur Indonesia tidak ada pemberlakuan PPKM Darurat. Sebab, kebijakan itu hanya diterapkan untuk wilayah Jawa-Bali.

"Itu harus diketahui sama dia sebelum asal ngoceh, malah menunjukkan pemahamannya kosong dan cenderung hanya ingin menyerang pemerintah saja. Sebagai mahasiswa, seharusnya malu jika tidak paham asas resiprokal," pungkas Ferdinand. (fat/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler