Luhut Kendalikan Proyek Tol Trans Sumatera

Sabtu, 07 Maret 2015 – 00:36 WIB
Luhut Panjaitan. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Proyek besar pembangunan tol trans Sumatera yang membutuhkan dana Rp 58 triliun akan dikendalikan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan.

Jika muncul hambatan-hambatan terhadap megaproyek yang mulai digarap April mendatang ini, maka pria berpangkat jenderal (purn) itu yang akan turun tangan untuk mencarikan solusinya.

BACA JUGA: Butuh Dokumen Kepemilikan Aset, PT KAI Berburu Arsip ke Belanda

Hal tersebut tersirat dari penjelasan Seskab Andi Widjajanto saat memberikan penjelasan mengenai peran yang diberikan kepada Luhut, sesuai Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2015, yang masih juga menjadi polemik.

Lewat situs resmi setkab, Andi menjelaskan, tugas pengendali program-program prioritas yang dibebankan kepada Kantor Staf Presiden tidak dimaksudkan untuk mengevaluasi menteri. Tetapi melaksanakan program-program prioritas.

BACA JUGA: Ini Penyebab PT KAI Kerap Kalah dalam Sengketa Lahan

Lantas, Andi menyebut contoh pembangunan jalan tol Trans Sumatera yang termasuk program prioritas pemerintahan Jokowi-JK. Dijelaskan, proyek itu secara khusus dibahas dalam rapat terbatas kabinet yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (5/3) pagi.

Pada ratas itu, Presiden memberi arahan agar tol trans Sumatera itu dimulai bulan April, lalu diharapkan ada beberapa ruas yang selesai 2017, ada juga yang selesai 2018.

BACA JUGA: Rupiah Melemah, Tarif KA Ikut Naik

"Nah untuk itu ada perhitungan dari Menteri PU dan perhitungan dari PT Hutama Karya berapa miliar yang dibutuhkan untuk pembebasan lahan. Kalau program itu baik-baik saja, Kepala Staf relatif anteng, tidak melakukan pengawasan yang signifikan. Tetapi kalau ada hambatan terutama kalau hambatannya itu lintas menko atau hambatannya koordinasi antara pusat dan daerah maka Kepala Staf (Luhut Panjaitan, red) mengkoordinasikan dengan Presiden untuk mencari solusi membuka hambatan-hambatan itu,” beber Andi.

Jadi, kata Andi menegaskan, yang diberikan oleh Kepala Staf adalah usulan-usulan solusi untuk mengatasi hambatan-habatan.

“Hal-hal itu yang akan menjadi tugas Kepala Staf Kepresidenan. Jadi bukan memberikan penilaian kinerja menter-menteri tetapi membantu solusi Presiden dan Wakil Presiden jika ada masalah dalam program nasional,” tutur Andi.

Bukan hanya proyek tol trans Sumatera, Luhut juga akan mengendalikan 400-an program-program prioritas. "Kira-kira di satu tahun anggaran ada 4500-an program, itu yang terkait dengan 5 sektor (infrastruktur, kemaritian, pangan, ekonomi dan pariwisata) itu ada 400-an program itu fokus di Kepala Staf, kepala BPKP akan melakukan pengawasa teknis langsung program-program pembangunan di lapangan,” papar Andi.

Ditegaskan lagi, Luhut tidak memiliki tugas politik dari Presiden. “Tugas Pak Luhut adalah pengawasan program-program prioritas itu, yaitu infrastruktur, kemaritian, pangan, ekonomi dan pariwisata,” pungkas Andi.

Untuk menangani 5 sektor itu, nantinya Luhut membawahi 5 deputi, sesuai bidangnya masing-masing.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 58 triliun untuk pembangunan tol Trans Sumatera yang akan mulai digarap  April mendatang.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pengerjaan proyek ini akan melibatkan konsorsium BUMN. Empat ruas tol yang ditugaskan kepada Hutama Karya. Di antaranya tol Medan-Binjai sepanjang 16 kilometer, tol Palembang-Indralaya sepanjang 22 kilometer, tol Bakaheuni - Terbanggi Besar sepanjang 138 kilometer dan tol Pekanbaru-Dumai sepanjang 135 kilometer. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuddy Ingatkan Kementeriannya Rini jangan Khianati Rakyat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler