JAKARTA - Kondisi menyedihkan dialami Titin Anggraini, warga Praya, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang kini terbaring lunglai di di Shelter Penampungan Pasien milik Dompet Dhuafa, di Salemba, JakartaTitin yang kini berusia 13 tahun itu, didiagnosa menderita kelumpuhan fungsi motorik otak atau Cerebral Palsy (CP)
BACA JUGA: FITRA: JR Saragih Penuhi Delik Korupsi
‘’Dokter menyebut, titin terkena CP (Cerebral Palsy),’’ ujar Abdul Hanan, pendamping titin dari Dompet Amal Sejahtera Ibnu Abbas (Dasi) NTB di Jakarta, Kamis (24/11).
Dalam dunia kedokteran, CP merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelumpuhan fungsi motorik akibat adanya kerusakan otak pada anak, tanpa melihat penyebab ataupun akibat dari kerusakan tersebut pada anak.
Seperti diketahui, semenjak berusia dua tahun bocah asal Desa Prapen, Praya, Lombok Tengah NTB ini telah mulai menderita penyakit CP
BACA JUGA: Suap di DPRD Semarang, Sitaan KPK Hanya Rp 40 Jutaan
Tubuhnya mengecil dan mengalami kelumpuhanBahkan kini Titin tidak bisa melihat, mendengar ataupun bicara
BACA JUGA: KPK Kirim Tim Tambahan ke Semarang
Ia hanya bisa mengeluarkan suara yang tidak jelas serupa tangisan yang menandakan ia tengah lapar‘’Jadi, kalau dia lapar dia akan bersuara seperti ini,’’ tambah Tatang Suprayitno ayah Titin di Shelter Penampungan Pasien milik Dompet Dhuafa, di Salemba, Jakarta Rabu (23/11).Tatang mengisahkan, putri bungsunya itu muulai sakit sejak berusia sekitar enam bulanTitin mengalami panas yang kunjung turunNamun Titin oleh kedua orang tanya hanya dibawa ke sebuah Puskesmas di PrayaPuskesmas kemudian merujuk Titin ke RS Praya untuk menjalani perawatan.
Di RS ini Titin menjalani perawatan sekitar dua minggu‘’Di sini dikasih infus banyak sekali,’’ tambah Tatang.
Namun bukannya sembuh, kondisi Titin malah memburukTitin lumpuh dengan tubuh semakin mengecilIa hanya bisa mengonsumsi Energen (makanan instan)
Sejumlah pengobatan di daerah telah dilakukan namun tak kunjung membaikTermasuk menjalani pengobatan alternatifSebab untuk
menjalani pengobatan medis, Tatang merasa tak mampuPenghasilannya sebagai tukang ojek tak cukup untuk membiayai pengobatan Titin‘’Saya sudah coba ke sana-kemari namun belum berhasil,’’ paparnya.
Sejak beberapa bulan lalu Lombok Post (JPNN Group) melakukan penggalangan dana untuk mengetuk hati para dermawan guna membantu pengobatan TitinDompet Dhuafa melalui Dasi NTB turut membantu pengobatan Titin dan membawanya ke RSCM sebagaimana rujukan dokter di daerah.
‘’Dokter memperkirakan Titin harus menjalani perawatan sekitar satu bulan disini,’’ tambah Abdul Hanan.
Titin bersama kedua orang tuanya tinggal di Shelter Penampungan Pasien milik Dompet Dhuafa, di Salemba, JakartaShelter ini merupakan rumah warga yang khusus disediakan untuk para pasien tidak mampu seperti TitinLokasinya persis di belakang RSCM.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusahaan Sawit Sediakan Fasilitas Pembantaian Orang Utan
Redaktur : Tim Redaksi