Luncurkan Buku Suara Kebangsaan, Hasto Ingin Dorong Masyarakat untuk Berani Berimajinasi

Minggu, 07 Agustus 2022 – 16:12 WIB
Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto menggelar acara peluncuran serta bedah buku karyanya yang berjudul Suara Kebangsaan di Bentara Budaya Jakarta, Minggu (7/8). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto menggelar acara peluncuran serta bedah buku karyanya yang berjudul Suara Kebangsaan di Bentara Budaya Jakarta, Minggu (7/8).

Hasto menginginkan buku tersebut bisa menginspirasi masyarakat Indonesia untuk berani berimajinasi seperti yang dilakukan para pendiri bangsa, salah satunya Bung Karno.

BACA JUGA: Geopolitik Bung Karno Berbasiskan Intelektual, Pemuda Harus Berprestasi di Segala Bidang

Secara garis besar, Hasto mengatakan buku ini memiliki intisari yang sangat sederhana. Setidaknya ada lima poin yang tergambar dalam pikirannya menuliskan buku ini kepada rakyat Indonesia.

"Pertama bahwa beranilah kita berimajinasi bahwa Bangsa Indonesia ini terlahir sebagai bangsa pemimpin di dunia," kata Hasto saat memberikan testimoni penutup di acara peluncuran dan bedah buku Suara Kebangsaan.

BACA JUGA: Pemikiran Geopolitik Soekarno Tak Bisa Dilepaskan dari Ide Bung Hatta

Kedua, lanjut Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu, buku ini mengajarkan betapa pentingnya spirit untuk mampu mengatasi berbagai hambatan. Menurut Hasto, para pendiri bangsa tidak memiliki materi dan hanya mempunyai gagasan.

Namun, hal itu justru yang membuat Indonesia merdeka dan memiliki daya gebrak meletakkan Indonesia sejajar dengan negara-negara mapan saat itu.

BACA JUGA: Hadapi Geopolitik dan Geostrategi Dunia, Mentan SYL: Ketahanan Pangan Aman Terkendali

"Yang ketiga, esensi kepemimpinan strategis, termasuk pentingnya kepemimpinan intelektual, termasuk disiplin," jelas dia.

Keempat, lanjut dia, rakyat Indonesia harus melestarikan dan bangga dengan budaya nusantara sendiri.

"Kita harus berdiri kokoh pada landasan kebuayaan kita, bukan budaya bangsa Barat, bukan budaya Timur Tengah, bukan budaya Tiongkok, tetapi kebudayaan yang menjadi identitas nasional kita," tegas Hasto.

Terakhir, kata politikus asal Yogyakarta itu, buku ini memberitahukan kepada pembaca tentang pentingnya memahami geografis dan rakyat Indonesia.

Hasto menilai banyak kaum intelek Indonesia yang terpapar dengan didikan Barat sehingga melupakan konsep bernegara kita. Hal ini pun kerap diingatkan oleh Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Prof (HC) Megawati Soekarnoputri.

Hasto dan Ketua Umum PDIP Megawati mengingatkan kaum intelek itu bahwa Indonesia bukan negara continental.

"Bahwa kita ini negara kepulauan yang sistem transportasi, sistem logistik, sistem pendidikannya berbeda. Itu berbeda dengan negara-negara continental. Nah, itulah moga-moga dengan membaca buku Suara Kebangsaan ini dapat membangun imajinasi tentang masa depan dan tentu saja saya mengucapkan terima kasih karena buku ini saya tulis tepat ketika saya menjadi mahasiswa Unhan. Karena ilmunya memang sangat inspiratif," jelas Hasto.

Dalam peluncuran dan bedah buku ini, hadir mantan Menteri Pertahanan Prof. Purnomo Yusgiantoro, Rektor Universitas Pertahanan RI Laksamana Madya (TNI) Prof. Dr. Amarulla Octavian, wartawan Pos Kota Azisoko Harmoko, dan moderator Gloria Oyong.

Hadir di acara itu Ketua DPP PDI Perjuangan Rokhmin Dahuri dan Wiryanti Sukamdani, anggota DPR Fraksi PDIP Deddy Yevri Sitorus, dan Mochamad Herviano Widyatama, dan Adian Napitupulu.

Ada juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Jakarta Gembong Warsono dan Ketua Umum DPN Repdem Wanto Sugito.

Hadir juga pakar pertahanan Susaningtyas Kertopati, sejumlah pengajar Unhan seperti Prof. Anak Agung Banyu Perwita serta Prof. Irdam Ahmad, dan wartawan senior J Osdar, serta Pemred Historia Bonnie Triyana. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ide Geopolitik Soekarno, Tawaran Disertasi Hasto untuk Mas Trenggono


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler