Luwu Rusuh, Seorang Warga Tewas Tertembak

Rabu, 13 November 2013 – 00:03 WIB
Aksi demonstrasi Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL) di Kantor DPRD Sulsel, Selasa (12/11) diwarnai aksi kericuhan. Aksi IPMIL tersebut berkaitan pembentukan Luwu Tengah yang sedang memanas di Walenrang Kab Luwu. Foto: TAWAKKAL/JPNN.com

jpnn.com - WALMAS -- Aksi unjuk rasa yang berlangsung ricuh di Walenrang, Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) masih berlangsung Selasa, (12/11).  Seorang pengunjuk rasa tewas setelah kena tembakan. Unjuk rasa lanjutan yang digelar masyarakat Walenrang-Lamasi bersama sejumlah mahasiswa akhirnya menelan korban jiwa, Selasa, 12 November.

Adalah Candra (26) warga Dusun Patokko, Desa Harapan, Kecamatan Walenrang meregang nyawa setelah tertembak di dada kiri.
     
Dalam aksi yang melumpuhkan Trans Sulawesi selama 24 jam itu, tindakan pengunjuk rasa semakin brutal. Sekira dua kilometer jalan diblokade dengan menggunakan mobil truk, batang kayu, batu, posko, dan tenda. Massa juga menyerang aparat kepolisian dengan menggunakan sejumlah sejata api rakitan. Di antaranya, pistol rakitan, papporo, bom molotov, ketapel, busur, material batu dan kayu.
     
Wakapolda Sulselbar, Brigjen Pol Ike Edwin yang memimpin pengamanan di lokasi demonstrasi akhirnya mengambil tindakan tegas dan keras sekira pukul 11.00 Wita. Sebanyak 400 personel yang terdiri dari BKO brimob Baebunta dan Parepare serta polres tetangga ditambah TNI, dikerahkan membubarkan massa.
    
Satu unit kendaraan watercanon juga diturunkan. Bahkan, terdapat sejumlah sniper yang disiagakan di atas kendaraan lapis baja Baraccuda. “Blokade harus dibuka,” tegas Ike mengarahkan personelnya memukul mundur demonstran.
     
Perintah itu membuat para personel keamanan langsung memukul mundur demonstran dengan menggunakan tembakan gas air mata dan peluru karet. Pada saat itu pula, korban Candra (26) ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri dan langsung dilarikan warga ke Polsek Walenrang dibantu aparat kepolisian. Buruh bangunan itu dibopong ke dalam ruang unit sabar Polsek Walenrang dengan darah segar mengalir dari dalam mulutnya.
     
“Korban memang sudah tidak sadarkan diri saat tiba di Polsek.  Ketika dilarikan ke rumah sakit di Palopo, nyawa korban tidak terselamatkan. Ada luka bocor di dada kirinya,” kata Kapolres Luwu, AKBP Alan G Abast saat memberikan keterangan pers.
     
Keluarga korban yang mengetahu infomasi itu langsung mendatangi Polsek setempat dan histeris. Mereka tidak menyangka Candra akan ikut dalam aksi tersebut yang membuat nyawanya tidak terselamatkan.
    
Selain Candra, data yang dihimpun Harian FAJAR (JPNN Group) di RSUD Sawerigading Palopo, hingga Selasa siang sekira pukul 15.00 Wita, terdapat sedikitnya sembilan warga yang telah dirawat dengan luka bekas tembakan.
     
Selama dalam aksi pukul mundur demonstran, aparat keamanan juga berhasil membekuk sedikitnya 27 warga yang diduga pelaku pelanggaran ketertiban umum tersebut. Para pelaku bahkan ada yang tergolong di bawah umum. Mereka pun kemudian digelandang ke Mapolres Luwu untuk dimankan.

BACA JUGA: Kejari Banjarmasin Tangkap Tersangka Korupsi Proyek Drainase

Aksi ini dipicu sikap Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) yang tidak memasukkan Luwu Tengah sebagai salah satu calon Daerah Otonomi Baru (DOB) yang akan dibahas di DPR. Kemdagri hanya menyetujui 65 DOB termasuk Bone Selatan dari Sulsel.
    
Sekretaris Kabupaten Luwu, Syaiful Alam mengatakan, tidak masuknya Luteng dalam satu daerah yang akan dimekarkan di tanah air memang hal yang keliru. Sehingga, menurutnya, wajar jika masyarakat Walmas melayangkan aksi protes.
    
“Selama ini hanya terkendala rekomendasi Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. Tapi kan sudah ada. Kenapa pemerintah pusat tidak mengakomodasi Luteng. Kita juga sesalkan,” kata Syaiful Alam.
     
Pemerintah sebut dia, bahkan berencana akan memboyong keterwakilan masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, organisasi pemuda, dan mahasiswa ke Jakarta untuk mempertanyakan tidak masuknya Luteng dalam pemekaran kabupaten baru. “Kita upayakan dalam waktu dekat ini dengan agenda ke DPR RI dan Mentri,” janjinya.
    
Anggota Komisi II DPR RI, Gaffar Patappe meminta warga Luwu tidak mudah terprovokasi. Legislator asal Sulsel itu juga menyesalkan aksi anarkis yang menelan korban tewas tersebut. Gaffar meminta warga Luwu menahan diri dan mengedepankan dialog.
    
Soal tidak masuknya Luwu Tengah dari daftar calon daerah otonomi baru menurut Gaffar memang belum final. Mantan Bupati Pangkep itu mengatakan DPR masih bisa melakukan komunikasi dengan Kemdagri terkait pengusulan calon daerah otonom itu.
    
"Sampai saat ini belum ada pembentukan panitia kerja (panja) karena memang belum diparipurnakan. Jadi ruang komunikasi itu masih tetap ada," katanya.
 
Mulai Lancar

Arus lalulintas kembali berjalan normal sekira pukul 13.00 Wita. Massa yang terpukul mundur ke arah barat dan timur membuat Trans Sulawesi dapat dilalui. Warga yang sudah sejak kemarin menunggu langsung memanfaatkan kondisi tersebut.
     
Blokade yang dilakukan masyarakat dan mahasiswa sejak kemarin itu memang membuat pengguna jalan yang akan menuju Kabupaten Luwu Utara dan sekitarnya mengurungkan niat. Demikian sebaliknya. Sebab, poros Batisitanduk diblokade massa dengan menggunakan truk yang disandra, batang kayu, posko, dan tenda.
     
Angkutan umum, baik bus lintas daerah dalam provinsi serta kendaraan kecil lainnya memilih menunggu hingga situasi aman di Kota Palopo. Beberapa diantaranya juga ada yang parkir di tepi jalan provinsi sembari berteduh di masjid-masjid dan rumah warga. (*/pap)

BACA JUGA: Percantik Kapal Selam di Dalam Kota

BACA JUGA: Makan Siang PNS Akan Dibiayai Uang Rakyat

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sawah Rusak Dihantam Air Bah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler