jpnn.com - JAKARTA - Dua tokoh penting, yakni Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mementahkan tudingan plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terhadap Ketua KPK Abraham Samad. Terutama, tentang adanya sejumlah pertemuan Samad melobi agar menjadi cawapres Jokowi.
"Setahu saya, (pertemuan) itu tidak dimungkinkan," tutur Andi di sela pertemuan Presiden Jokowi dengan para bupati se-Indonesia, di Istana Bogor, kemarin (22/1). Menurut dia, Samad sebagai ketua KPK tidak bisa bergerak sendirian tanpa pengawal KPK.
BACA JUGA: Ditemukan Banyak Mayat di Badan Pesawat, Basarnas Siapkan Penyelam Andal
Di antara pejabat di Istana, Andi termasuk salah satu sosok yang terlibat sejak awal pencalonan Jokowi dalam proses Pilpres 2015 lalu. Saat masih berstatus akademisi, dia merupakan salah anggota Tim 11. Tim tersebut beranggotakan politisi PDIP dan sejumlah pakar.
Dibentuk sebagai think tank Megawati Soekarnoputri, tim juga berperan memberikan masukan atas sosok cawapres ideal pendamping Jokowi ketika itu.
BACA JUGA: Dicap Antirakyat, ââ¬Å½RAPBN Jokowi Dibandingkan dengan Punya SBY
Hasto juga masuk di tim yang kemudian dibubarkan sesaat setelah pencapresan Jokowi resmi dideklarasikan tersebut. Politisi PDIP lainnya yang ada di sana di antaranya, putra Megawati, M. Prananda Prabowo.
Andi juga menegaskan kalau manuver Hasto terakhir itu tidak akan pula merubah posisi presiden terkait penundaan pelantikan Budi Gunawan. Yaitu, tetap memberikan kesempatan kepada Budi untuk menyelesaikan proses hukumnya.
BACA JUGA: Soal Minimarket Jual Miras, Ahok Nurut Mendag
Selama itu, pelantikan sebagai kapolri akan tetap ditunda. "Yang dputuskan presiden seperti saat Jumat malam, tidak ada perubahan sekarang," tegasnya.
Senada dengan Andi, Tjahjo Kumolo juga cenderung mementahkan tudingan Hasto. Dia mengaku kalau tidak pernah bertemu empat mata dengan Samad ditengah proses penentuan cawapres Jokowi.
Meski tidak masuk dalam Tim 11, posisi Tjahjo ketika itu strategis. Sebagai sekjen, dia merupakan orang kedua dengan posisi struktural kedua tertinggi di PDIP setelah Megawati. Hasto ketika itu masih menjabat sebagai wasekjen.
"Kalau ketemu beliau (Samad, Red) ya di acara resmi, ada staf KPK-nya," tutur Tjahjo yang juga ditemui di Istana Bogor, kemarin.
Selain mengaku tidak pernah bertemu, dia bahkan menyatakan kalau juga tidak pernah mendengar wacana tentang pencawapresan Samad.
Hingga tadi malam, Hasto belum bisa dikroscek terkait sikap dua tokoh penting di sekitar Jokowi dan PDIP itu. Saat coba dihubungi lewat handphone-nya yang mengangkat hanya asistennya.
"Maaf, Pak Hasto-nya sekarang tidak pegang telepon, karena semua teleponnya sudah disadap, sekarang saya yang pegang," kata suara lelaki di ujung telepon. (sar/dms/ind/byu/bay/gun/dyn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala BNN Sebut Tiga Hal Ini Penyebab Hukuman Mati tak Efektif
Redaktur : Tim Redaksi