jpnn.com, JAKARTA - Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi muktamar Surabaya, M Romahurmuziy menyatakan ketidaksetujuannya pada pendapat Presiden Joko Widodo tentang pemisahan agama dan politik. Romi -panggilan akrab Romahurmuziy- menegaskan, agama dan politik merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan.
Menurut Romi, PPP menempatkan agama sebagai landasan dalam berpolitik. "Di mana agama adalah landasan atau pondasi dan kekuasaan adalah penjaga agama," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (27/3).
BACA JUGA: Ini Saran Djan Faridz ke Kubu Romi Jika Mau Dukung Ahok
Romi menambahkan, agama yang tidak dijaga oleh politik kemungkinan besar akan tergusur. Sedangkan politik yang tidak dilandasi agama akan berjalan tersesat dan hanya maju di urusan duniawi saja.
"Gerakan untuk menghilangkan agama dari politik, perlahan-lahan mulai bangkit lagi di Indonesia. Untuk itu, kita harus bersama-sama menyadarkan mereka bahwa agama adalah sebuah sistem yang menuntun ke arah kebaikan," tutur Romi.
BACA JUGA: Jokowi Serahkan 1.158 Sertifikat Tanah di Madina
Dia menegaskan, agama tidak pernah mengajarkan kejelekan sehingga tidak semestinya dijauhi. Sementara pemimpin yang tidak memiliki bekal ilmu agama akan tersesat dalam berpolitik.
"Sampai-sampai ada yang mengatakan, jangan bawa-bawa agama dalam politik. Saya ingin mengatakan, ini terjadi karena terbatasnya pemahaman tentang agama," sambungnya.
BACA JUGA: Guru Honor Ini Lega Suratnya sampai ke Presiden, Isinya
Kendati demikian, pria kelahiran Sleman, Yogyakarta itu setuju dengan pendapat untuk tidak membawa Tuhan dalam kampanye. Sebab, katanya, justru Tuhan dan agama yang melandasi kampanye.
"Allah dan agama menjadi dasar bagi PPP untuk bergerak dan bertindak. Selain itu, Allah dan agama menjadi sasaran dan tujuan dalam menegakkan NKRI," pungkas Romi.
Sekedar informasi, Presiden Joko Widodo saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3) meminta semua pihak agar memisahkan persoalan politik dan agama. Menurut presiden, pemisahan tersebut untuk menghindari gesekan antarumat.
"Memang gesekan kecil-kecil kita ini karena pilkada, karena pilgub, pilihan bupati, pilihan wali kota, inilah yang harus kita hindarkan," kata Jokowi.(dna/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalan di Madina Jelek Jokowi Sentil Gubernur dan Bupati
Redaktur : Tim Redaksi