Mabes Polri: Kalau Begini Akan Melemahkan Mental Anggota

Senin, 28 Maret 2016 – 22:07 WIB
ILUSTRASI. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA Sejumlah pihak menuding Polri ada unsur penganiayaan ‎di balik kematian Siyono di Klaten, Jawa Tengah belum lama ini. ‎Polri pun dituding banyak melanggar HAM, padahal status Siyono masih dikategorikan sebagai terduga teroris.

Mananggapi tudingan itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjenpol Anton Charliyan geram lantaran polisi selalu menjadi bulan-bulanan pengamat.

BACA JUGA: Bang Uchok Minta Kejagung Terus Usut Kasus Mobile 8

Menurutnya, Siyono merupakan panglima sekaligus komandan rekruitmen kelompok teroris Neo Jamaah Islamiyah (JI).

“Silakan saja seandainya itu memang mau dikatakan melanggar HAM atau lainnya. Tapi kenapa ketika banyak TNI dan Polri jadi korban tidak ada satu orang juga mengatakan melanggar HAM,” kata Anton membela Korps Bhayangkara di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/3).

BACA JUGA: KPK Jebloskan Penyuap Wakil Kakorlantas Polri ke Tahanan

Dia menuturkan bahwa dengan banyaknya tudingan miring pada Polri, maka akan berdampak pada turunnya kinerja, khususnya Densus Antiteror 88 Mabes Polri dalam membasmi jaringan teroris. Dia berharap pemangku kepentingan melihat persoalan untuk lebih jernih.

“Apabila terus begini akan melemahkan mental anggota di lapangan, kita katanya tidak takut teroris tetapi jangan sampai ada satu grand design untuk menyudutkan Polri karena karena memang mereka ahli dalam publikasi dan provokasi dari golongan teroris," ujarnya.

Anton lantas mengimbau, agar semua pihak berhenti menyudutkan Polri. Khususnya kasus kematian Siyono, ujar dia, pihak Densus memastikan memiliki bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.

BACA JUGA: Sempat Dikabarkan Meninggal, Kondisi Gubernur Sumbar Era Orba Ini Ternyata....

“Itu yang ingin saya ingatkan dan saya pertanggungjawabkan berdasarkan hukum bahwa SY adalah panglima dan kita buktikan dari skema Neo JI (JI baru),” tandas dia.(Mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejumlah Pentolan Honorer Sowan ke Fahri Hamzah, Ada Apa?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler